Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Teror Bikin Umat Muslim Selandia Baru Cemas Hadapi Hari Esok

Kompas.com - 16/03/2019, 16:51 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

"Lima kawan kami dari Bangladesh masih hilang. Hanya Allah yang tahu keberadaan mereka," ujar Kamaruzzaman.

"Kami sudah kehilangan wanita pelindung komunitas yang mengajar Al Quran untuk anak-anak. Kami seperti kehilangan orangtua," tambah dia.

Sementara itu, pria kelahiran Fiji, Azan Ali (43), yang berada di masjid Linwood bersama ayahnya saat serangan terjadi, masih gemetar saat mengengan tragedi itu.

"Apakah saya bisa melihat orangtua saya, anak-anak saya, orang-orang yang saya cintai?" kata Azan dengan suara bergetar.

Ayahnya, Sheik Aeshad, yang melihat seorang korban tertembak di lehernya, mengatakan dia tak mengerti mengapa kekerasan semacam itu terjadi di Selandia Baru.

Sebab selama ini Selandia Baru dikenal sebagai negara kecil yang damai dengan pemandangan hijau di mana-mana.

"Kami tak menyangka hal ini bisa terjadi di Selandia Baru. Negeri ini adalah tempat yang amat damai. Anda bisa pergi meninggalkan rumah dengan pintu terbuka. Namun kini tidak lagi," kata Aeshad.

"Saya memikirkan apa yang akan terjadi nanti...mungkin saja akan lebih banyak orang diserang di tempat lain," tambah dia.

Kekhawatiran serupa disampaikan Sahra Ahmed, perempuan keturunan Somalia yang sehari-hari bekerja sebagai perawat.

Baca juga: Jika Tak Ditangkap, Teroris Penembak Masjid Selandia Baru Bakal Terus Melanjutkan Aksinya

Dia mengatakan, serangan ini menunjukkan Selndia Baru tidak bisa lolos dari ekstremisme sayap kanan global.

"Ini adalah gerakan global, suka atau tidak. Ini terjadi di seluruh dunia. Dan beberapa orang mengimpor ide dari orang lainnya. Jadi negeri ini tidak kebal dari hal semacam ini," kata Sahra.

"Tak masalah ke mana pun Anda pergi, dunia ini amat kecil," dia menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com