Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Gunakan Bom Bunuh Diri untuk "Hukum" Anggota Mereka yang Menyerah

Kompas.com - 16/03/2019, 13:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BAGHOUZ, KOMPAS.com — Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melakukan serangan bom bunuh diri untuk mempertahankan benteng terakhir mereka di Baghouz.

Namun, kali ini sasaran mereka bukan hanya paramiliter Pasukan Demokrasi Suriah (SDF), melainkan juga keluarga dan anggota mereka.

Baca juga: Kabur dari Australia demi Gabung ISIS, Seorang Pengantin ISIS Kini Ingin Kembali Pulang

Pernyataan itu disampaikan oleh juru bicara SDF Mustafa Bali sebagaimana diwartakan Reuters via The Straits Times Jumat (15/3/2019).

Bali mengatakan, tiga pelaku yang mengenakan pakaian perempuan meledakkan diri di tiga titik pos penjagaan dari Baghouz ke teritori SDF.

Juru bicara SDF yang lain Jiaker Amed kepada AFP menjelaskan ada pelaku yang menyamar di antara kerumunan orang yang kabur sebelum meledakkan diri.

"Satu pelaku bom bunuh diri itu menewaskan setidaknya enam orang yang mencoba keluar," ujar Amed yang menambahkan, dua pelaku lain melakukan aksinya dekat SDF.

Beruntung, aksi pelaku bom bunuh diri ISIS itu hanya menimbulkan luka ringan terhadap tiga anggota. Tidak diketahui apakah si penyerang merupakan perempuan asli atau pria.

Bali menuturkan, para pelaku bom bunuh diri tersebut menyasar anggota beserta keluarganya dan simpatisan ISIS yang hendak menyerah.

Selain bom bunuh diri, anggota ISIS tersisa yang masih bertahan di Baghouz juga meledakkan bom mobil untuk menyulitkan pergerakan SDF.

Pada Jumat, Amed menjelaskan anggotanya tengah mengonsolidasikan diri untuk menghadapi gelombang lain pengungsi dari Baghouz.

Sejak operasi untuk mengalahkan ISIS dilanjutkan kembali pada 10 Maret lalu, lebih dari 4.000 anggota dan keluarga ISIS menyerah.

Lebih dari 61.000 memenuhi kamp pengungsian yang dikelola SDF sejak Desember lalu, dengan 10.000 di antaranya merupakan anggota ISIS.

Eksodus itu menimbulkan krisis kemanusiaan karena kebanyakan perempuan dan anak-anak berada dalam kondisi kehausan setelah melakukan perjalanan panjang.

Perancis menyatakan mereka telah memulangkan lima anak yatim piatu yang berusia di bawah lima tahun dari kamp pengungsian al-Hawl.

"Keputusan itu kami ambil setelah mempertimbangkan situasi anak-anak yang sangat rentan tersebut," ujar Kementerian Luar Negeri Perancis.

Baca juga: Malam Digempur Habis, Paginya 1.300 Anggota ISIS Keluar untuk Menyerah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com