Itulah mengapa dia membawa putrinya Zahal ke masjid di Jumat kelam itu.
Berbicara di luar Pengadilan Christchurch, Sabtu (16/3/2019), saat pelaku penembakan menjalani sidang, saudara laki-laki Yama, Omar Nabi, mengatakan, ayah mereka melompat menghadang peluru yang seharusnya ditujukan untuk orang lain.
"Hidupnya berakhir, tetapi dia membantu orang lain yang lebih muda melanjutkan hidup. Hidup mereka masih berlanjut," ujar Omar soal pengorbanan ayahnya.
"Dia memang biasa melakukan hal semacam ini jika sesuatu terjadi karena dia pernah hidup di Afghanistan," lanjut Omar.
"Menolong orang lain adalah tujuan utama hidupnya. Saya merasa dia ingin orang lain tetap hidup," ujar dia.
Di sisi lain, Omar mengatakan, dia tak habis pikir kekerasan semacam ini terjadi di Selandia Baru.
"Saya sejujurnya mengira orang itu hanya membawa pistol air, ini Selandia Baru, atau paling parah adalah senapan angin," kata Omar.
"Kami merasa aman di sini karena negara ini amat multikultur. Kami diterima dengan baik tak peduli latar belakang kami," lanjut dia.
Baca juga: Teroris Penembak Masjid Selandia Baru Dihadapkan ke Pengadilan
Kembali soal sang ayah, Omar mengatakan, dia bisa menggambarkan Daud dengan sejuta kata-kata.
"Dia adalah orang dengan banyak bakat dan kebijakan yang dia bagikan sebagai jalan hidup," kata Omar.
"Dia orang yang amat rendah hati yang gemar menolong banyak orang," ujar dia.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan