Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan Tahun Perang di Suriah, Lebih dari 370.000 Orang Tewas

Kompas.com - 15/03/2019, 17:51 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

COVENTRY, KOMPAS.com - Perang di Suriah telah genap memasuki tahun kedelapan dengan lebih dari 370.000 orang dilaporkan telah menjadi korban tewas selama perang.

Laporan tersebut disampaikan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), dengan menyebut sebanyak 1120.000 korban merupakan warga sipil, termasuk lebih dari 21.000 anak-anak dan 13.000 perempuan.

Konflik yang terjadi di Suriah terjadi usai gelombang protes anti-pemerintah di kota Daraa pada 15 Maret 2011.

Aksi demonstrasi yang meluas hingga ke seluruh penjuru negeri berubah menjadi konflik bersenjata setelah mendapat tindakan keras dari pemerintah yang mengerahkan pasukan militer.

Baca juga: Kuburan Massal Berisi Jenazah Tanpa Kepala Korban ISIS Ditemukan di Timur Suriah

Perang saudara pun pecah antara pasukan pemerintah dengan kelompok pemberontak dan semakin meluas setelah datangnya kekuatan asing maupun munculnya kelompok-kelompok militan.

Organisasi pemantau Suriah yang berbasis di Inggris itu terakhir kali merilis data jumlah korban konflik pada September lalu dengan menyebut angka korban lebih dari 360.000 jiwa.

Lebih dari 125.000 korban merupakan tentara pemerintah Suriah maupun pasukan pro-rezim dalam jumlah korban tewas terbaru.

Sementara korban dari pasukan pemberontak termasuk Kurdi mencapai jumlah 67.000 orang tewas.

Laporan SOHR menyebut sekitar 66.000 korban tewas datang dari kelompok militan, terutama ISIS dan Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang didominasi mantan anggota yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Selain korban tewas, SOHR juga menyebut konflik berkepanjangan telah menyebabkan 13 juta warga Suriah mengungsi maupun ke pengasingan, serta keriguan materiil mencapai miliaran dollar AS.

Perang di Suriah tidak hanya melibatkan pasukan pro-pemerintah dan pemberontak. Namun juga kekuatan asing, termasuk Rusia dan Iran yang menjadi sekutu Presiden Bashar al-Assad.

Sementara koalisi pimpinan AS bergabung untuk mendukung pasukan Kurdi Suriah dalam menumpas kelompok teroris ISIS yang mulai menguasai sebagian besar wilayah Suriah pada 2014.

Kini pasukan pemberontak semakin terdesak setelah pasukan pro-pemerintah merebut sebagian besar wilayah yang dikuasai, sementara ISIS tengah menghadapi serangan terakhir dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di benteng pertahanan terakhir mereka.

Baca juga: Turki dan Rusia Mulai Patroli Gabungan di Idlib

Pasukan pro-pemerintah Assad telah kembali mengendalikan hampir dua pertiga Suriah, namun sebagian wilayah utama masih berada di luar kendali rezim.

Wilayah timur laut yang kaya akan sumber minyak kini dikendalikan pasukan pimpinan Kurdi.

Sementara kawasan Idlib di barat laut masuk diduduki kelompok HTS yang dilindungi kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dengan Turki.

Konflik berkepanjangan diperkirakan telah membawa perekonomian Suriah mengalami kemunduran hingga kembali ke masa tiga dekade lalu. Perang juga menghancurkan infrastruktur dan melumpuhkan sumber listrik serta produksi minyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com