Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/03/2019, 14:21 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

WELLINGTON, KOMPAS.com - Kepolisian Selandia Baru memperingatkan kepada masyarakat agar tidak ikut menyebarkan rekaman video penembakan oleh teroris di masjid.

Sebagaimana diketahui, sempat beredar sebuah video yang memperlihatkan detik-detik penembakan di masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat (15/3/2019).

Insiden tersebut menewaskan puluhan jemaah yang saat itu sedang memenuhi masjid untuk menjalankan ibadah shalat Jumat.

Video yang beredar diduga direkam sendiri oleh pelaku teroris.

"Polisi telah menyadari adanya rekaman yang sangat mengerikan terkait insiden di Christchurch yang beredar secara online," kata kepolisian Selandia Baru melalui akun Twitter.

Baca juga: PM Selandia Baru: 40 Tewas dalam Penembakan Masjid di Christchurch

"Kami sangat mendesak agar tautan (video) tersebut tidak disebarkan. Kami sedang berupaya untuk menghapus rekaman apa pun yang beredar," tambah pernyataan polisi.

AFP telah menganalisis rekaman video yang disiarkan melalui Facebook Live tersebut dan dapat mengkonfirmasi bahwa video tersebut asli melalui penyelidikan digital yang membandingkan tangkapan layar dari video dengan foto-foto sekitar lokasi kejadian yang tersedia di dunia maya.

Rekaman video dengan cepat tersebar melalui media sosial Facebook dan Twitter.

Namun akun Facebook yang mengunggah video tidak lagi tersedia, pun demikian dengan akun Twitter dengan nama yang sama telah ditangguhkan.

Sementara itu, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah mengkonfirmasi bahwa jumlah korban tewas dalam tragedi serangan teroris di Masjid Al Noor di Christchurch mencapai 40 orang.

Sebanyak 20 orang lainnya turut dilaporkan terluka parah.

Ardern juga menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan tindakan teroris dan telah direncanakan sebelumnya.

Baca juga: Teroris Penembak Masjid Selandia Baru adalah Warga Australia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com