NEW DELHI, KOMPAS.com - India mengungkapkan kekecewaan setelah China menolak menyebut pemimpin kelompok Jaish-e-Mohammad (JeM) sebagai teroris.
JeM mengklaim bertanggung jawab atas tewasnya 40 orang pasukan paramiliter India di Kashmir pada 14 Februari lalu melalui serangan bom bunuh diri.
Meski serangan itu terjadi wilayah Kashmir India, JeM adalah kelompok yang berbasis di Pakistan. Insiden itu sempat memanaskan hubungan dua negara.
Baca juga: Di DK PBB, China Tolak Masood Azhar Masuk dalam Daftar Hitam Teroris
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, China menangguhkan permintaan dari Inggris, Perancis, serta AS untuk memasukkan Masood Azhar ke daftar hitam.
Dengan masuk ke daftar tersebut dikutip AFP Kamis (14/3/2019), Azhar bakal dikenai larangan bepergian, pembekuan aset, hingga embargo senjata.
China menyatakan dibutuhkan waktu untuk mempelajari jenis sanksi terhadap Azhar, dan meminta penangguhan teknis yang bakal berlangsung sembilan bulan.
China yang merupakan sekutu Pakistan, seperti diwartakan Reuters, pernah mencegah sanksi terhadap Azhar pada 2016 dan 2017 lalu.
Kementerian Luar Negeri India menyatakan, mereka kecewa dengan hasil itu. "Kami bakal memastikan pemimpin teroris yang bertanggung jawab dibawa ke pengadilan," tegas mereka.
Sementara Kedutaan Besar AS di New Delhi menyatakan, mereka bakal bekerja sama dengan komite sanksi untuk memastikan daftar teroris itu diperbarui.
Keputusan China itu menjadi sorotan media lokal India, dengan Indian Express menjadikan tajuk berita dengan judul "Pemimpin JeM Mendapat Tembok Besar China".
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.