Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Kecewa China Tolak Masukkan Pemimpin Jaish-e-Mohammad ke Daftar Hitam Teroris

Kompas.com - 14/03/2019, 16:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Reuters,AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - India mengungkapkan kekecewaan setelah China menolak menyebut pemimpin kelompok Jaish-e-Mohammad (JeM) sebagai teroris.

JeM mengklaim bertanggung jawab atas tewasnya 40 orang pasukan paramiliter India di Kashmir pada 14 Februari lalu melalui serangan bom bunuh diri.

Meski serangan itu terjadi wilayah Kashmir India, JeM adalah kelompok yang berbasis di Pakistan. Insiden itu sempat memanaskan hubungan dua negara.

Baca juga: Di DK PBB, China Tolak Masood Azhar Masuk dalam Daftar Hitam Teroris

Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, China menangguhkan permintaan dari Inggris, Perancis, serta AS untuk memasukkan Masood Azhar ke daftar hitam.

Dengan masuk ke daftar tersebut dikutip AFP Kamis (14/3/2019), Azhar bakal dikenai larangan bepergian, pembekuan aset, hingga embargo senjata.

China menyatakan dibutuhkan waktu untuk mempelajari jenis sanksi terhadap Azhar, dan meminta penangguhan teknis yang bakal berlangsung sembilan bulan.

China yang merupakan sekutu Pakistan, seperti diwartakan Reuters, pernah mencegah sanksi terhadap Azhar pada 2016 dan 2017 lalu.

Kementerian Luar Negeri India menyatakan, mereka kecewa dengan hasil itu. "Kami bakal memastikan pemimpin teroris yang bertanggung jawab dibawa ke pengadilan," tegas mereka.

Sementara Kedutaan Besar AS di New Delhi menyatakan, mereka bakal bekerja sama dengan komite sanksi untuk memastikan daftar teroris itu diperbarui.

Keputusan China itu menjadi sorotan media lokal India, dengan Indian Express menjadikan tajuk berita dengan judul "Pemimpin JeM Mendapat Tembok Besar China".

Pemimpin oposisi Rahul Gandhi menggunakan momen tersebut untuk mengejek Perdana Menteri Narendra Modi jelang pemilu pada April mendatang.

"Modi yang lemah takut kepada Xi. Tidak sepatah kata keluar dari mulutnya ketika melihat China melawan India," sindir Gandhi di Twitter.

Adapun Xi merujuk kepada Presiden China Xi Jinping. Banyak warganet India yang menyerukan agar India memboikot produk yang dihasilkan China.

Pada Maret 2018, neraca perdagangan India dan China mencapai 89,17 miliar dollar AS, atau Rp 1.280 triliun, yang sebagian besar menguntungkan Beijing.

"Sangat frustrasi melihat ada pihak yang ingin memperkuat relasi China dan India. Apa yang harus India lakukan?" keluh Chairman Mahindra Group, Anand Mahindra, di Twitter.

Baca juga: India Klaim Sukses Lancarkan Serangan Udara ke Markas Jaish-e-Mohammad

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com