KOMPAS.com - Demam balon udara "Zeppelin" menyebar ke seluruh penjuru negeri tak lama setelah Ferdinand von Zeppelin mendapatkan patennya pada 14 Maret 1899.
Masyarakat Jerman mulai merasakan era perubahan transportasi udara. Promosi dan kampanye juga dilakukan oleh Zeppelin untuk menawarkan jasa penerbangan ke berbagai kota di Jerman.
Sebelum Perang Dunia I, total ada 21 pesawat Zeppelin dibuat. Asosiasi Penerbangan Jerman tercatat mengangkut 37.250 orang di lebih 1.600 penerbangan tanpa adanya insiden.
Mereka melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lainnya di Jerman. Hingga akhirnya dibuka layanan ke beberapa negara untuk tujuan transportasi dan pengenalan kapal udara ini.
Ketika Perang Dunia I mulai bergejolak, kapal udara mulai alih fungsi. Kapal ini digunakan sebagai media pengebom wilayah-wilayah musuh.
Dilansir dari Deutsche Welle, kapal ini membawa bom-bom dan menjatuhkannya ke kota-kota yang berseteru dengan Jerman. Salah satunya adalah Inggris.
Beberapa kota di Inggris menggunakan lampu-lampu sorot pada malam hari untuk mengantisipasi serangan wahana udara Jerman ini.
Akhirnya, penggunaan kapal ini kembali normal pasca-Perang Dunia I usai. Beberapa pihak mulai kembali menggunakan kapal udara ini untuk kepentingan wisata hingga transportasi.
Baca juga: 14 Maret 1899, Zeppelin Dapat Paten dan Jadi Pelopor Transportasi Udara
Komponen kerangka diperbarui dengan ketebalan yang berbeda dari kapal terbang sebelumnya.
Setelah sekitar lima tahun dibangun, kapal terbang ini siap uji coba pertama. Jerman memberikan nama LZ 129 Hindenburg untuk kapal udara keluaran perusahaan Zeppelin ini berdasarkan Marshal Paul von Hindenburg yang saat itu menjabat presiden Jerman.
Hindenburg memiliki desain yang besar dengan panjang 245 meter dan tinggiya 141 meter. Panjangnya itu hampir mendekati panjang kapal Titanic.
Kapasitas hidrogen untuk mengangkat kapal udara itu adalah 199.976 meter kubik dengan didukung empat mesin diesel 1.100 tenaga kuda.
Meskipun energi helium sudah dikembangkan (gas yang tidak mudah terbakar daripada hidrogen), namun AS menolak untuk memberikan heliumnya ke Jerman. AS takut kalau negara-negara lain membangun kapal udara militer.
Hindenburg menggunakan tenaga hidrogen untuk mengangkat dan membuatnya terbang.