Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Maret 1899, Zeppelin Dapat Paten dan Jadi Pelopor Transportasi Udara

Kompas.com - 14/03/2019, 12:20 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penemuan pesawat oleh Wright Bersaudara, Orville dan Wilbur, berhasil merevolusi transportasi dunia. Namun, sebelum penemuan pesawat sudah ada balon udara sebagai transportasi udara.

Perkembangan balon udara tak dibarengi majunya teknologi pendukung, hasilnya manusia hanya bisa terbang dalam jarak tertentu. Ketika sistem navigasi disematkan pada balon, akhirnya mulailah era baru itu.

Hari ini 120 tahun yang lalu, tepatnya pada 14 Maret 1899, balon udara bernavigasi yang bisa dikendalikan mendapatkan paten resmi. Balon udara berbentuk cerutu ini menghiasi langit-langit Jerman dan bahkan ke berbagai negara dunia.

Dilansir dari news.com.au, Ferdinand von Zeppelin tercatat sebagai orang yang berhasil mengembangkan balon udara bernavigasi. Pensiunan perwira militer Jerman ini mengembangkan kerangka yang dilengkapi dengan mesin dan balon udara.

Balon udara itu bernama Zeppelin Hindenburg dan menjadi tanda era baru dalam transportasi udara sebelum pesawat terbang berkembang.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Ferdinand von Zeppelin, Pencipta Pesawat Balon Udara

Inspirasi

Ferdinand Graf von Zeppelin. (AFP via Britannica)
Ferdinand Graf von Zeppelin. (AFP via Britannica)

Ferdinand von Zeppelin lahir pada 8 Juli 1838 di Konstanz, Jerman. Ayahnya, Friedrich Jerome Wilhelm Karl Graf von Zeppelin, adalah seorang menteri negara dan pejabat pengadilan di Wurttemberg.

Pada 1853, Zeppelin dikirim ke Stuttgart untuk mempersiapkan karier militernya. Pada 1855, dia menjadi pelajar di sekolah militer di Ludwigsburg. Kemudian, perwira tentara di Wurttemberg dan dipromosikan menjadi Letnan pada 1858.

Hingga dia akhirnya pindah ke Amerika Serikat pada 1863 untuk mengamati perkembangan Perang Sipil AS. Ketika di AS dia melakukan perjalanan pertamanya dengan balon yang dirancang oleh John Steiner.

Balon udara ini untuk mengamati tentara Union sekaligus menawarkan jasa berbayar. Zeppelin kembali ke Jerman pada 1865 dan dilantik menjadi ajudan Raja Wurttemberg dan perwira staf umum.

Perjalanan menggunakan udara membuatnya berpikir tentang merancang pesawat yang terbuat dari beberapa dari kantong gas dengan kerangka.

Zeppelin bekerja sama dengan insinyur Theodor Gross, dan mulai menguji bahan-bahan yang cukup ringan untuk digunakan dalam balon dan mencari mesin yang ringan namun kuat.

Setelah banyak melewati masalah pendanaan, bahan yang tepat dan dukungan di pemerintahan, Zeppelin membangun pesawat udara pertamanya yang kaku, LZ 1, pada 17 Juni 1898.

Akhirnya, pesawat itu mampu terbang pada Juli 1900 di atas Danau Konstanz dekat Friedrichshafen di Jerman bagian selatan. Penerbangan perdana ini dinilai kurang sukses.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Terbakarnya Hindenburg

Berkembang

Kota di Inggris menggunakan lampu sorot pada malam hariDeutsche Welle Kota di Inggris menggunakan lampu sorot pada malam hari

Setelah dinilai kurang berhasil, Zeppelin akhirnya mengembangkan ulang wahana udaranya. Akhirnya LZ 3, menjadi balon Zeppelin pertama yang sukses. Penerbangan pertamanya berlangsung pada 9 Oktober 1906 selama 25 jam.

Dilansir dari Deutsche Welle, keberhasilan ini membuatnya mendapatkan penghormatan dan apresiasi dari Kaisar Wilhelm II. Tak hanya itu, Wilhelm II juga mengatakan ini sebagai penemuan Jerman terbesar

Pada awal Perang Dunia I, kapal udara dipakai untuk menjatuhkan bom dari udara. Bahkan di London, lampu sorot dipasang untuk menangkal ancaman-ancaman dari pesawat udara tersebut.

Setelah berakhirnya Perang Dunia I, realitas perjalanan penumpang dengan pesawat udara mulai berkembang. Antusiasme penumpang mulai banyak untuk ikut dalam perjalanan Zeppelin ini. Bahkan Zeppelin menjadi kebanggaan bagi Jerman untuk mempromosikan perjalanan cepat di dalam negeri.

Pesawat udara ini juga berhasil menyeberangi Atlantik untuk kali pertama pada tahun 1924.

Seiring berkembangnya pesawat untuk kepentingan sipil, wahana udara ini mulai tak mendapatkan perhatian dari masyarakat dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com