BAGHOUZ, KOMPAS.com - ISIS semakin terdesak di benteng terakhir mereka di desa Baghouz, Suriah timut. Dalam perkembangan terbaru, hampir 3.000 anggota ISIS menyerah.
Kini puluhan ribu orang harus tinggal di kamp pengungsian, termasuk istri dan anak-anak anggota ekstremis.
Tidak seperti Inggris dan AS yang cenderung menolak warganya di Suriah yang gabung ISIS untuk kembali ke negaranya, Irak justru menyatakan kesediaan.
Baca juga: Malaysia Bisa Izinkan Warganya yang Gabung ISIS untuk Pulang, Ini Syaratnya
Melansir Daily Mail, Selasa (12/3/2019), pemerintah Irak bersedia memulangkan 20.000 warganya, termasuk anggota ISIS beserta istri dan anak-anak mereka, yang melarikan diri dari kantong terakhir kelompok itu di Suriah.
Mereka diperkirakan akan dipulangkan dalam beberapa pekan lagi di bawah perjanjian.
Sebagian besar orang yang keluar dari Baghouz pergi ke al-Hol dan bergabung dengan 65.000 orang yang sekarang tinggal di kamp pengungsian yang semakin sesak.
Banyak dari mereka adalah warga Irak yang melarikan diri setelah ISIS kehilangan wilayah di Suriah.
"Angka-angka itu tidak resmi tetapi mungkin kita berbicara tentang 20.000 orang, termasuk perempuan dan anak-anak," kata Fabrizio Carboni, direktur regional Komite Internasional Palang Merah (ICRC) untuk Timur Tengah.
"Pemerintah Irak telah menyatakan keinginannya untuk membawa orang-orang itu kembali, tetapi ini jelas merupakan situasi yang menantang," ujarnya.
Menurut Carboni, mereka justru dianggap sebagai ancaman keamanan sehingga harus melalui proses penyaringan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.