Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutchinson, Botol Kaca Minuman Coca-Cola Pertama yang Terjual

Kompas.com - 12/03/2019, 17:03 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Coca-Cola lahir berkat eksperimen apoteker Amerika Serikat, John Pemberton. Minuman bersoda ini bermula dari Pemberton's French Wine Coca, yaitu minuman untuk mengatasi sakit kepala, kecanduan morfin, membantu mental, dan obat penguat saraf.

Larangan alkohol pada 1886 menyebabkan Pemberton's French Wine Coca dikembangkan lagi dengan penambahan asam sitrat.

Produk awal Coca-Cola serupa sirup yang dicampur air mineral. Hingga akhirnya, air digantikan dengan soda sehingga menghasilkan minuman khasnya, Coca-Cola.

Pada 1894, seorang pengusaha dan pemilik toko permen asal Mississippi, AS, membuat langkah fenomenal. Pria bernama Joseph A Biedenharn memasukkan Coca-Cola dalam botol kaca yang dikenal dengan Hutchinson.

Botol Hutchinson menjadi wadah kaca pertama yang digunakan untuk penjualan minuman Coca-Cola di Mississippi, walaupun belum mendapat persetujuan resmi dari pihak Coca-Cola ketika itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Kali Pertama Coca-Cola Dijual dalam Botol

Botol Hutchinson

Botol ini berbentuk bening dengan tutup karet. Untuk menutup dan membuka, terdapat kawat yang tersambung dalam karet tersebut.

Botol ini sebenarnya merupakan buah karya Charles G Hutchinson yang berhasil menemukannya pada 1879. Sebab, saat itu botol Hutchinson dipercaya sebagai botol yang ampuh untuk menyimpan minuman soda.

Biedenharn akhirnya mengadopsi botol ini untuk penjualan Coca-Cola.

Toko permen miliknya menjadi awal dari penjualan Coca-Cola dalam botol kaca. Botol pertama yang dijual itu menggunakan tulisan "Biedenhern Candy Co, Vickburg, Miss" yang menunjukan identitas dari toko permen milik Biedenhern.

Baca juga: Mantan Teknisi Coca-Cola Dituduh Curi Rahasia Dagang untuk Perusahaan China

Botol pertama Biedenharn untuk Coca-ColaOnthisday Botol pertama Biedenharn untuk Coca-Cola

Namun, kendala muncul karena penutup dari karet mengakibatkan rasa soda yang ada di dalamya cepat hilang.

Berbagai upaya dilakukan dengan mengganti penutup botol karet dengan lempengan aluminium yang memiliki kerekatan maksimal untuk menjaga rasa Coca-Cola tak hilang.

Perusahaan pembuatan botol untuk Coca-Cola mulai menjamur di AS, termasuk milik Biedenhern. Ia mulai membuat dan mendesain botol khusus untuk menyimpan minuman soda ini.

Berawal dari Mississippi, Louisiana, Texas hingga seluruh Texas menjadi jangkauan Biedenhern. Bangunan yang terletak di Washington Street 1107 ini menjadi saksi sistem pembotolan Coca-Cola di AS.

Perubahan botol dan paten

Perubahan botol Coca-ColaHistory Perubahan botol Coca-Cola
Maraknya upaya peniruan pembuatan botol oleh perusahaan tak bertanggung jawab, akhirnya pada 1915 botol Coca-Cola dipatenkan oleh salah satu perusahaan pembotolan Root Glass Company di Terre Haute, Indiana.

Botol yang dikenal dengan "countour bottle" ini menjadi hak resmi perusahaan. Ciri yang khas dari botol itu adalah menyerupai lekuk tubuh manusia.

Bentuk botol yang khas ini dinilai lebih enak dipegang sehingga tak mudah jatuh, karena lekukannya mengikuti kontur tangan.

Selain menonjolkan bentuknya yang unik, countour bottle ini juga memberikan sensasi pengalaman minum yang lebih nikmat. Pada 1928, Coca-Cola yang terjual dengan kemasan botol meningkat.

Pada tahap selanjutnya, botol Coca-Cola mengalami penyesuaian dengan menghadirkan beberapa ukuran. Botol berlekuk King Size dan Family Size di AS. Kondisi ini sebagai tanda pentingnya menyediakan pilihan kemasa bagi konsumen.

Karena antusiame yang kian meningkat dari konsumen, minuman itu juga diperkenalkan dalam versi kaleng hingga botol plastik hingga sekarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com