Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Dua Kali, Ini 4 Hal tentang Pesawat Boeing 737 Max 8

Kompas.com - 11/03/2019, 08:19 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,Newsweek

ADDIS ABABA, KOMPAS.com — Selang enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa, Etiopia, pesawat Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan Ethiopian Airlines jatuh pada Minggu (10/3/2019).

Penyebab kecelakaan yang menewaskan 157 orang itu belum diketahui, tetapi ini merupakan kali kedua jatuhnya model pesawat yang sama.

Tragedi pertama terjadi pada Oktober 2018 yang melibatkan penerbangan Lion Air JT 610. Sebanyak 189 orang tewas dalam insiden tersebut.

Baca juga: Dua Kecelakaan Picu Pertanyaan soal Catatan Keselamatan Boeing 737 MAX 8

Hubungan kedua insiden itu belum ditetapkan. Namun, Boeing telah mengirim tim teknis ke tempat kejadian untuk menyelidiki tragedi jatuhnya pesawat di Etiopia.

Lalu, apa saja yang perlu diketahui tentang pesawat Boeing 737 Max 8 ini?

Baru dan populer

Pabrikan pesawat asal AS ini memproduksi model baru pesawat Max, termasuk Max 7, 8, 9, dan 10, dengan lebih dari 4.500 pesanan dari 100 pelanggan di seluruh dunia.

Pembelinya termasuk maskapai populer di seluruh dunia. Kini ada ribuan penerbangan di seluruh dunia yang menggunakan model pesawat tersebut.

BBC menyebutkan, pesawat 737 Max 8 relatif baru dalam dunia penerbangan dan digunakan secara komersial mulai 2017.

Pesawat generasi terbaru Boeing 737 MAX 8 mendarat di Boeing Field seusai menyelesaikan terbang pertamanya di Seattle Washington, Amerika Serikat, 29 Januari 2016. Pesawat ini merupakan seri terbaru dan populer dengan fitur mesin hemat bahan bakar dan desain sayap yang diperbaharui.AFP PHOTO/GETTY IMAGES/STEPHEN BRASHEAR Pesawat generasi terbaru Boeing 737 MAX 8 mendarat di Boeing Field seusai menyelesaikan terbang pertamanya di Seattle Washington, Amerika Serikat, 29 Januari 2016. Pesawat ini merupakan seri terbaru dan populer dengan fitur mesin hemat bahan bakar dan desain sayap yang diperbaharui.

Beda tapi sama

Tragedi jatuhnya Lion Air JT 610 pada tahun lalu telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah Boeing memberi tahu dan melatih pilot tentang peranti lunak yang baru.

Namun, CEO Boeing Company Dennis A Muilenburg meyakini perubahan perangkat lunak anti-stall Max karena pesawat dirancang agar pilot dapat menangani protokol darurat seperti pada model sebelumnya.

Baca juga: Dunia Bersatu dalam Duka atas Tragedi Jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines

"Jadi, meski ini desain pesawat yang berbeda, aturan kendali penerbangan pesawat dirancang untuk penanganan dengan cara yang sama oleh pilot," katanya, seperti diwartakan Newsweek.

Kekhawatiran baru

Insiden terbaru yang melibatkan maskapai Ethiopian Airlines kembali memicu kekhawatiran tentang Max 8.

Maskapai milik pemerintah Etiopia itu setidaknya memiliki 6 pesawat Max 8 lainnya dan tidak akan menghentikan operasional armada itu.

CEO Ethiopian Airlines Tewolde GebreMariame mengatakan, terlalu dini untuk mengambil keputusan sebab belum diketahui penyebab terjadinya kecelakaan.

Max 8 di maskapai lain

Lalu, siapa saja yang mengoperasikan pesawat 737 Max 8?

Southwest Air, Lion Air, Norwegian Air International, Flydubai, WestJet, Shanghai, Air China, American Airlines, SilkAir, China Eastern Airlines, Air Canada, dan banyak maskapai terkemuka lainnya di seluruh dunia memiliki Max 8.

Tak ada satu pun dari maskapai tersebut yang mengeluarkan pernyataan tentang kemungkinan menarik pesawat model itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber BBC,Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com