Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Bersatu dalam Duka atas Tragedi Jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines

Kompas.com - 11/03/2019, 06:38 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Al Jazeera

ADDIS ABABA, KOMPAS.com - Pesawat milik Ethiopian Airlines jatuh pada Minggu (10/3/2019) menewaskan seluruh penumpang dan kru berjumlah 157 orang.

Ini merupakan kali kedua bagi pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yang jatuh dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, setelah tragedi jatuhnya pesawat Lion Air di perairan Karawang.

Penumpang dan kru yang tewas dipastikan berasal dari sedikitnya 35 negara.

Kini, seluruh dunia bersatu dalam duka atas petaka pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh, selang 6 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Bole di Addis Ababa menuju Nairobi.

Baca juga: Kemenlu: Maskapai Informasikan 1 WNI Jadi Korban Kecelakaan Ethiopian Airlines

Dalam unggahan di Twitter, Kantor Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed menyatakan belangsungkawa terdalam kepada keluarga korban.

Sebanyak 9 orang warga negara Etiopia tewas dalam kecelakaan pesawat dengan nomor penerbangan ET 302 itu. Pemerintah menyatakan Senin (11/3/2019) sebagai hari berkabung internasional.

"PM Abiy Ahmed mengunjungi lokasi kecelakaan ET 302 siang ini. Dia mengungkapkan kesedihan mendalam atas korban dan berharap pemulihan bagi teman dan keluarga mereka yang berduka," kicau kantor PM Ahmed.

"Dia memberikan arahan untuk memastikan investigasi secara penuh dan sesuai dengan waktunya, dan komunikasi penyebab kecelakaan," imbuhnya.

Presiden Kenya Uhuru Kenyatta juga menyampaikan doa untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan.

Korban tewas paling banyak berasal dari Kenya, dengan 32 orang yang berada di dalam pesawat itu.

"Kami sedih dengan berita tentang pesawat Ethiopian Airlines yang dilaporkan jatuh enam menit setelah lepas landas dalam perjalanan ke Kenya," kicaunya di Twitter.

Laporan Al Jazeera menyebutkan, Nairobi akan menjadi tuan rumah konferensi lingkungan PBB pada Senin (11/3/2019) sehingga sejumlah pejabat badan dunia itu ikut dalam penerbangan.

Sekjen PBB Antonio Gutteres mengonfirmasi sejumlah stafnya menjadi korban tragedi jatuhnya pesawat.

"Belasungkawa tulus saya kepada keluarga dan orang terkasih dari semua korban, termasuk staf PBB kami yang tewas dalam tragedi ini," kicaunya.

Setelah Kenya, Kanada menempati posisi kedua sebagai negara yang paling banyak kehilangan warga negaranya dalam insiden ini.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com