LIMA, KOMPAS.com - Situs kuburan Huanchaquito-Las Llamas seluas 696 meter persegi di Peru terletak dekat Chan Chan, ibu kota Chimu.
Area tersebut telah menjadi situs Warisan Dunia UNESCO. Dulunya, ada kerajaan kuno yang menguasai wilayah sepanjang 965 km sepanjang pasifik, sebelum munculnya kerajaan Inca.
Kuburan massal yang terdiri dari 140 anak laki-laki dan perempuan berusia 5-14 tahun itu ternyata mengungkap masa lalu kelam Peru di abad 15.
Baca juga: Gempa Berkekuatan 7,0 Magnitudo Guncang Peru
Situs itu juga melebihi jumlah satu-satunya pengorbanan massal sebanyak 42 anak-anak di Mexia Templo Mayor, Meksiko Tengah.
Peneliti meyakini, mereka dan hewan llama dibantai sabangai bentuk pengorbanan setelah terjadinya bencana dahsyat El Nino yang menyebabkan banjir besar dan badai.
Bahkan, jantung mereka diambil selama proses ritual yang mengerikan itu.
"Situs ini membuka bab baru tentang praktik pengorbanan anak di masa kuno," kata profesor antrolopologi Tulane University, John Verano.
"Penemuan arkelogis ini merupakan kejutan bagi kita semua. Belum pernah ada catatan sejarah tentang pengorbanan atau hewan dalam skala seperti itu di pesisir peru," ujarnya.
Dalam jurnal PLOS One yang terbit pada pekan lalu menyebutkan, tes anatomi dan genetik menunjukkan anak-anak dan Ilama tewas dengan bagian dada yang terbuka agar jantung mereka bisa diambil.
Excavation of the Huanchaquito-Las Llamas site, #Peru, reveals remains of victims of largest ever child - and llama - ritual sacrifice in the New World; ritual may have been in response to major rainfall and flooding event #archaeology https://t.co/oCaMjm6250 pic.twitter.com/1viJ09mpBE
— PLOS ONE (@PLOSONE) 6 Maret 2019
Persembahan anak-anak dan llama secara massal diyakini sebagai upaya untuk menenangkan para dewa dan mengurangi dampak dari El Nino yang terjadi sekitar tahun 1400-1450.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.