Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Kasta, Kepercayaan, dan Konflik di Balik Perpolitikan India

Kompas.com - 09/03/2019, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ENAM tahun yang lalu, keluarga Irshad Ali terpaksa meninggalkan rumah mereka di Kota Muzaffarnagar, wilayah utara Uttar Pradesh (UP), India.

Mereka termasuk di antara 50.000 orang Muslim yang mengungsi setelah kerusuhan terjadi di Muzaffarnagar pada 2013 yang menewaskan 62 orang dan melukai puluhan lainnya.

Muzaffarnagar memiliki populasi lebih dari 500.000 penduduk, yang 40 persen di antaranya adalah Muslim.

Irshad mengingat kembali masa kecilnya di Phugana, sebuah desa kecil nan damai sekitar 100 kilometer dari New Delhi.

Beberapa hari sebelum kerusuhan terjadi, Irshad teringat akan bisikan-bisikan lirih dan pandangan mengancam dari orang-orang di sekitarnya. Sementara tanda-tanda lain terlihat jauh lebih ketara.

Baca juga: Otoritas India Ledakkan Rumah Milik Miliarder Buronan Kasus Penipuan Bank

“Ada yang mengatakan ingin membasuh tangan mereka dengan darah kami. Mereka ingin melenyapkan kami. Mereka mengatakan bahwa kami akan mati dalam beberapa hari,” ujar Irshad saat mengingat kembali ancaman-ancaman yang diterimanya beberapa hari sebelum kerusuhan.

Kerusuhan pun terjadi tiga hari setelah ancaman-ancaman itu muncul, yaitu pada 27 Agustus 2013. Masih banyak orang yang berdebat mengenai apa yang memicu kerusuhan itu. Ada yang mengatakan kerusuhan berawal dari kecelakaan lalu lintas.

Apapun penyebabnya, banyak keluarga yang dibunuh oleh tetangga mereka sendiri. Pada akhirnya, sebagian besar umat Muslim segera lari ke wilayah lain, akan tetapi ibu Irshad menolak untuk meninggalkan rumah keluarganya.

“Ibu saya menolak untuk meninggalkan desa, sebab keluarga kami sudah tinggal di sini sejak lama. Dia menyuruh kami untuk tidak pergi, bagaimanapun keadaannya,” tutur Irshad.

Akhirnya, keluarga Irshad berhasil melarikan diri saat malam hari, dan mereka mengungsi ke desa Muslim sebelah.

Saat itu, Irshad yang baru berumur tiga belas tahun harus ikut menjaga desa saat siang dan malam hari. Berjaga-jaga dari kemungkinan terjadinya serangan yang kedua.

Baca juga: Mewahnya Perayaan Ardha Kumbh, Cara Narendra Modi Gaet Suara dari Allahabad

Sekitar 14,2 persen dari 1,3 miliar populasi India adalah umat Muslim. India merupakan negara Muslim terbesar kedua di dunia, setelah Indonesia.

Sayangnya, kejadian yang dialami oleh Irshad jauh dari kata menyenangkan. Kasta dan kepercayaan adalah dua isu yang memecah belah India, dan ironisnya kedua hal itu juga yang menyatukan negara ini.

Akibat kerusuhan tersebut, sebanyak 50.000 umat Muslim harus mengungsi. Foto ini diambil di sebuah kamp pengungsian,  Muzaffarnagar Victim Relief Camp, tiga tahun setelah kerusuhan.Press Trust of India (PTI) via CERITALAH INDIA Akibat kerusuhan tersebut, sebanyak 50.000 umat Muslim harus mengungsi. Foto ini diambil di sebuah kamp pengungsian, Muzaffarnagar Victim Relief Camp, tiga tahun setelah kerusuhan.
Masing-masing partai politik mendapatkan dukungan dari beberapa kelompok kasta dan/atau agama.

Sebagai contoh, Partai Samajwadi (Partai Sosialis India) sejak 1990-an telah didukung oleh Yadav (kelompok petani dan kelas bawah) yang kebanyakan berasal dari kelompok Kasta Bawah Lainnya (Other Backward Caste/OBC) dan di negara bagian dengan populasi Muslim yang tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com