MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte selama ini kerap melontarkan pernyataan yang bikin kuping panas, terutama bagi perempuan.
Pada Jumat (8/3/2019), tepat di Hari Perempuan Internasional, ribuan perempuan turun ke jalan-jalan di Manila untuk memprotes dugaan ujaran kebencian oleh Duterte.
Para pengunjuk rasa berbaris di istana kepresidenan Malacanan. Mereka meneriakkan perlawanan terhadap Duterte yang berulang kali membuat lelucon tentang pemerkosaan.
Baca juga: Duterte Mengaku Pernah Lecehkan Pembantunya saat Masih SMA
Pada tahun lalu, pria berusia 73 tahun itu membuat pengakuan jika saat masih remaja, dia telah "menyentuh" pembantu keluarganya secara tidak sopan.
Para bawahannya berupaya untuk membela sang presiden dengan menyebut pernyataannya itu hanya lelucon dan tidak boleh dianggap serius
Namun, bagi Joms Salvador, pemimpin demonstrasi hari ini, menilai pernyataan misoginis Duterte tidak dapat diterima meski itu bercanda.
"Penegak hukum menyimpulkannya sebagai pernyataan kebijakan," katanya.
Sebelumnya, Duterte pernah menceritakan kisah pengakuan dosanya kepada seorang pastur tentang bagaimana dia memasuki kamar pembantunya ketika sedang tidur.
"Saya merabanya. Dia bangun. Jadi saya meninggalkan kamar itu," katanya, pada akhir Desember lalu.
Sebagai informasi, satu perempuan atau anak di Filipina diperkosa setiap satu jam. Angka itu naik 153 persen dibandingkan dekade sebelum Duterte terpilih sebagai presiden.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.