PYONGGANG, KOMPAS.com - Gempa berkekuatan 2,1 magnitudo di kota tambang Pyonggang, Korea Utara, pada Kamis (7/3/2019), diyakini bukan terjadi secara alami.
Laporan dari Straits Times menyebutkan, gempa di dekat perbatasan Korea Selatan itu dinilai sebagai buatan manusia.
Badan Administrasi Meteorologi Korea (KMA) menyebutkan, guncangan tersebut merupakan hasil dari ledakan.
Baca juga: PBB: Panen Korea Utara Capai Titik Terendah dalam Satu Dekade
"Episentrum berada di dekat permukaan tanah," kata seorang pejabat KMA.
Gempa itu terjadi dua hari setelah intelijen Korea Selatan mengklaim, Korut sedang membangun kembali bagian dari tempat uji coba rudal jarak jauh yang telah dibongkar di Sohae.
Kepala Intelijen Korsel Suh Hoon memperingatkan, kendaraan kargo nampak terlihat bergerak di sekitar pabrik rudal balistik antarbenua milik Korut.
Gempa di Pyonggang juga tak lama terjadi setelah pertemuan kedua Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong Un, yang berakhir tanpa kesepakatan.
Menurut keterangan Suh, Korut terus mengoperasikan fasilitas pengayaan uranium di kompleks nuklir utama Yongbyon, bahkan setelah KTT pertama Trump-Kim pada Juni 2018.
Beberapa hari setelah KTT kedua, pekerjaan konstruksi juga terlihat terjadi di Stasiun Peluncuran Satelit Sohae milik Korut.
"Mengingat konstruksi dan aktivitas di area lain dari situs, Sohae tampaknya telah kembali ke status operasional normal," demikian bunyi laporan pengamatan, seperti dilansir Yonhap.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 2,8 magnitudo juga engguncang wilayah Korut bagian timur laut, dekat lokasi uji coba nuklir, pada awal Januari 2019.
Baca juga: Korea Utara Disebut Kembali Bangun Situs Peluncuran Satelit di Sohae
KMA mencatat, pusat gempa berada di 11 km timur dari lokasi uji coba nuklir Punggye-ri di Kilju, Provinsi Hamgyong Utara.
Lokasi tersebut sebelumnya dipakai sebagai uji coba nuklir Korea Utara yang keenam dan terkuat di bawah tanah pada September 2017.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.