Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Klaim Serangan Udaranya Bunuh Lebih dari 4.000 Ekstremis dalam 4 Tahun

Kompas.com - 08/03/2019, 16:53 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Inggris mengklaim serangan udara menggunakan jet tempur dan drone yang dilancarkan di Irak dan Suriah selama empat tahun terakhir telah membunuh lebih dari 4.000 anggota kelompok ekstremis.

Dilansir Daily Mirror, mengutip pernyataan Kementerian Pertahanan, jet tempur dan drone milik Inggris telah menargetkan hingga 4.315 anggota kelompok ekstremis sejak 2014.

Dari jumlah itu, sebanyak 4.013 militan, sebagian besar dari kelompok teroris ISIS, telah terbunuh. Sementara 302 sisanya diyakini masih hidup namun terluka.

Hal itu diklaim menunjukkan tingkat kesuksesan serangan udara Inggris dalam menghabisi sasaran mencapai 93 persen.

Baca juga: Pengantin ISIS Paling Dicari di Perancis Tewas dalam Serangan Udara di Suriah

Inggris melancarkan serangan udara menggunakan jet tempur milik Angkatan Udara Kerajaan (RAF) Tornado dan Typhoon, serta pesawat nirawak Reaper.

Namun kementerian juga mengungkapkan bahwa serangan udara yang dilancarkannya di Irak dan Suriah telah membunuh seorang warga sipil.

Korban sipil tersebut menjadi korban tewas bersama tiga anggota ekstremis usai terkena serangan misil Hellfire pada 26 Maret tahun lalu.

Misil tersebut diluncurkan dari drone Reaper yang diterbangkan dari Kuwait dan dikendalikan oleh personel RAF dari markas di Inggris.

Laporan serangan udara itu dirilis RAF atas permintaan Kebebasan Informasi (FoI) yang diajukan oleh organisasi Action on Armed Violence (AoAV).

Laporan yang diberikan adalah serangan dalam rentang waktu September 2014 hingga Januari tahun ini dengan 75 persen dilancarkan di Irak, sementara sisanya di Suriah.

Direktur Eksekutif AoAV, Iain Overton, menanggapi laporan atas jawaban FoI dari Kementerian Pertahanan Inggris dengan skeptis karena melihat perbandingan korban sipil dengan korban dari kelompok ekstremis yang sangat berbeda.

"Klaim RAF tentang perbandingan satu korban sipil terhadap 4.315 anggota ekstremis seharusnya menjadi rekor dunia dalam konflik modern. Namun para pakar tampaknya mempercayai laporan itu," kata Overton.

Baca juga: Serangan Udara Militer AS Tewaskan 62 Anggota Shabaab di Somalia

Seorang juru bicara kementerian pertahanan Inggris menyampaikan bahwa setiap melancarkan serangan udara, militer selalu melakukan penilaian kerusakan dampak pertempuran secara terperinci dan secara menyeluruh memeriksa target sasaran, baik itu anggota, persenjataan, maupun pangkalan kelompok ekstremis.

"Penilaian juga melihat dengan sangat hati-hati apakah ada korban atau kerusakan infrastruktur sipil akibat serangan," ujar juru bicara kementerian pertahanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com