Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pauline Ngarmpring, Kandidat Pertama PM Thailand dari Transgender

Kompas.com - 08/03/2019, 16:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Asia One

BANGKOK, KOMPAS.com - Pauline Ngarmpring menyangka dia bakal menjalani hidup dengan tenang ketika memutuskan melakukan transgender di usia 49 tahun.

Nyatanya tiga tahun, Pauline terdaftar sebagai salah satu kandidat Perdana Menteri Thailand, dan menjadi calon pertama dari transgender.

Dia pun menghabiskan hari-harinya siang dan malam dengan melancarkan kampanye, membahas strategi pemenangan pemilu, dan melakukan wawancara media.

Baca juga: KPU Thailand Berencana Bubarkan Partai yang Usung Putri Ubolratana

Pencalonan itu menjadi titik balik dalam karir mantan jurnalis yang kemudian menjajal usaha promotor olahraga, dan baru-baru ini didapuk sebagai duta hak LGBT.

Diwartakan Reuters via Asia One Jumat (8/3/2019), Pauline mengatakan politik sudah membuatnya tertarik sejak lama. Namun, dia mengaku merasa tak nyaman kala menjadi pria.

Dia mengaku menemukan kepercayaan diri ketika sudah menjadi perempuan. "Saya siap. Namun, apakah rakyat siap menerima kandidat dari transgender?" tanyanya.

Pauline merupakan satu dari tiga kandidat PM yang diusung Partai Mahachon, dengan kalangan tidak menyebutnya sebagai unggulan.

Namun komunitas LGBT di Thailand berharap Pauline dan kandidat LGBT lain yang diusung Mahachon bisa fokus membantu segala tantangan yang mereka terima.

Aktivis LGBT Anjana Suvarnanda berkata, pencalonannya dianggap signifikan karena dia mendobrak tatanan norma tradisional gender maupun seksualitas.

"Meski kami mempunyai politisi yang juga LGBT, mereka tidak pernah menunjukkan identitas mereka di depan publik," ujar Suvarnanda.

Thailand membangun reputasi sebagai negara yang ramah terhadap keberagaman seksualitas sejak homoseksual didekriminalisasi pada 1956.

Meski begitu, aktivis menyatakan LGBT masih menghadapi diskriminalisasi dan stigma baik di sekolah, tempat kerja, bahkan ditolak keluarganya.

Pauline yang menjalani operasi ganti kelamin di Amerika Serikat (AS) dan sempat tinggal selama tiga tahun mengaku dia sangat beruntung.

"Saya beruntung karir saya sangat bagus ketika menjadi pria. Kalau tidak, kami tak bakal punya peluang kerja yang bagus, dan terpaksa terjun di industri hiburan," ungkapnya.

Pauline mengaku peluangnya menduduki kursi orang nomor satu di Negeri Gajah Putih terbilang berat, dan pencalonannya bisa jadi sekadar aksi simbolis.

"Namun kami berharap bisa mendapat kursi dan memperjuangkan hak LGBT. Mungkin di masa depan, perempuan transgender bisa bersaing," tutup Pauline.

Adapun Thailand bakal menghelat pemilu 24 Maret mendatang. Pertama sejak kudeta militer lima tahun silam.

Baca juga: Inggris Bangun Sel Khusus Napi Transgender

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Asia One
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com