Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2019, 18:01 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Produksi pangan Korea Utara pada 2018 lalu disebut berada pada level terendah dalam sepuluh tahun terakhir.

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh bencana alam dan diperparah dengan kurangnya lahan yang subur, serta teknik pertanian yang tak mampu memaksimalkan hasil panen. Demikian disampaikan PBB dalam laporannya, Rabu (6/3/2019).

Dalam laporan penilaian Kebutuhan dan Prioritas untuk tahun 2019 yang dirilis PBB, panen Korea Utara pada 2018 lalu hanya mencapai 4,95 juta ton. Jumlah itu turun sekitar 500.000 ton dibandingkan tahun sebelumnya.

"Itu menjadi produksi (pangan) terendah (Korea Utara) dalam lebih dari satu dekade," kata Koordinator Kependudukan PBB di Tapan Utara, Mishra, dalam pernyataannya.

Baca juga: PBB: Produksi Pangan Korea Utara pada 2018 Terus Menurun

"Ini menghasilkan kesenjangan pangan yang signifikan," tambah pernyataan itu.

Sebagai dampaknya, sebanyak 10,9 juta penduduk Korea Utara membutuhkan bantuan kemanusiaan, lebih banyak 600.000 dari tahun lalu, dengan potensi peningkatan kekurangan gizi dan penyakit. Jumlah tersebut setara dengan 43 persen populasi Korea Utara.

Namun di saat jumlah orang yang membutuhkan bantuan meningkat, PBB mengatakan harus memangkas jumlah penerima bantuan dengan lebih memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan.

Dana bantuan yang disetujui telah merosot jauh di bawah jumlah yang dibutuhkan. Mishra mengatakan hanya 24 persen dari banding tahun lalu yang dipenuhi dan itu menjadi salah satu rencana kemanusiaan dengan dana paling rendah yang pernah disetujui PBB.

Mishra mengatakan, sejumlah lembaga kemanusiaan juga telah dipaksa untuk memangkas program bantuan mereka, bahkan beberapa di antaranya terancam ditutup.

Pihaknya kini hanya dapat mengimbau agar para pendonor tidak membiarkan pertimbangan politik menghalangi cara mereka dalam menangani bantuan kemanusiaan.

"Harga kemanusiaan dari ketidakmampuan kita untuk memberi tanggapan tidak terkira," ujarnya.

Baca juga: Korea Utara Akui Alami Penurunan Hasil Produksi Sektor Pertanian

Korea Utara yang terisolasi kini berada di bawah sejumlah sanksi yang dijatuhkan akibat program senjata nuklir dan misil balistik Pyongyang, menjadikan rakyat negara itu kian tertekan.

Meski bantuan kemanusiaan telah ditegaskan dibebaskan dari sanksi, namun Mishra melihat secara tak langsung tetap membawa dampak mulai dari penundaan hingga hambatan lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com