Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Bakal Tambah Sanksi Korut jika Tak Segera Lucuti Senjata Nuklir

Kompas.com - 06/03/2019, 16:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan untuk menambah sanksi kepada Korea Utara (Korut) jika tidak segera menyerahkan senjata nuklir.

Pernyataan itu disampaikan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton kepada Fox Business, dilaporkan Reuters via Straits Times Rabu (6/3/2019).

Baca juga: Korea Utara Disebut Kembali Bangun Situs Peluncuran Satelit di Sohae

Bolton mengatakannya setelah Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam, pada 27-28 Februari lalu.

Setelah pertemuan dua hari di Vietnam, Bolton berkata AS bakal memperhatikan apakah Pyongyang masih berkomitmen melaksanakan denuklirisasi.

"Jika mereka tidak menyerahkan senjata nuklirnya, maka saya rasa perintah Presiden Trump sudah jelas. Sanksi ekonomi terhadap mereka tak bakal dicabut," kata Bolton.

Bahkan, lanjut politisi yang dikenal dengan pendekatan kerasnya kepada Korut di masa lalu itu berujar Washington bakal menambah sanksi.

Dalam pertemuan di Hotel Metropole Hanoi, Trump mengumumkan dia tidak mencapai kata sepakat setelah Kim meminta untuk mencabut seluruh sanksi.

Namun pernyataan Trump dalam konferensi pers tak lama setelah pertemuan dibantah Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong Ho pada malam harinya.

Ri mengungkapkan, mereka sebenarnya hanya meminta sebagian sanksi yang dianggap menghancurkan hidup rakyat Korut dicabut.

Sebagai gantinya, mereka siap untuk menghancurkan reaktor nuklir utama Yongbyon dengan disaksikan peninjau yang dikirim AS.

Media Korea Selatan (Korsel) Yonhap dan dua lembaga think tank AS menyebut Korut tengah memulihkan situs peluncuran rudal.

Mengutip keterangan pejabat Korsel berdasarkan data Badan Intelijen Nasional (NIS), Yonhap memaparkan Korut mengerjakan situs rudal Tongchang-ri.

Tongchang-ri adalah situs yang sebelumya dijanjikan Kim dihancurkan ketika pertama kali bertemu Trump di Singapura pada 12 Juni 2018.

Baca juga: Trump Bantah Penghentian Latihan Militer Skala Besar dengan Korsel karena Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com