Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER INTERNASIONAL] Anggota ISIS Tak Dapat Budak Seks | Pengusaha Durian Cari Jodoh untuk Putrinya

Kompas.com - 06/03/2019, 06:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Seorang anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengungkapkan sebuah alasan tak biasa ketika dia menyesal dengan kelompok itu.

Sebabnya, si anggota yang berasal dari Selandia Baru itu tidak mendapatkan budak seks yang berasal dari kalangan Yazidi.

Dari Thailand, seorang pengusaha durian tengah mencarikan jodoh bagi putrinya, dan menawarkan hadiah uang hingga bisnis bagi pria yang bisa merebut hati sang anak.

Kedua artikel itu merupakan bagian dari empat berita populer internasional yang terjadi sepanjang Selasa (5/3/2019) hingga Rabu pagi (6/3/2019).

1. Tak Bisa Mendapat Budak Seks, Pria Ini Menyesal Gabung dengan ISIS
Bermacam alasan dikemukakan anggota Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS) untuk menyatakan penyesalan mereka bergabung dengan kelompok itu.

Namun, seorang pria Selandia Baru melontarkan pengakuan cukup aneh ketika dia mengungkapkan rasa sesalnya bergabung dengan ISIS.

Mark John Taylor, nama pria itu, mengatakan, dirinya menyesal bergabung karena tidak bisa mendapatkan perempuan sebagai budak seks.

Apa yang membuat Taylor tak bisa mendapat budak seks? Anda bisa menemukan jawabannya di sini.

2. Cari Jodoh untuk Putrinya, Pengusaha Durian Bersedia Beri Rp 4 Miliar
Jika Anda lajang, mungkin ini menjadi kesempatan untuk mendapatkan jodoh. Seorang pria di Thailand, Anont Rotthong, sedang mencarikan jodoh untuk putrinya.

Tak hanya itu, pengusaha durian ini juga akan memberikan 10 juta baht atau Rp 4,4 miliar kepada pria yang berhasil mendapatkan putrinya.

Ternyata, Anont akan memberikan hadiah tambahan untuk pendamping putrinya kelak, yaitu bisnis duriannya.

Anda tertarik? Anda bisa membaca lebih lengkap di sini.

3. Presiden Duterte Masih Ingin Ganti Nama Filipina, tapi...
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan masih berhasrat untuk mengubah nama negara Filipina.

Berbicara dalam pembangunan gymnasium di Isabela City, Minggu (3/3/2019), Duterte mengatakan, seharusnya nama Filipina harus diubah karena berasal dari kolonial Spanyol.

Namun, seperti dilansir Philippines Star, Senin (4/3/2019), Duterte mengatakan, dirinya tidak akan kembali mengusulkan perubahan menjadi Maharlika.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com