Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah, Permainan "Hula Hoop" Mendapatkan Paten

Kompas.com - 05/03/2019, 10:54 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika kita merasa bosan, bermain hula hoop bisa menjadi pilihan yang menyenangkan. Saat kita menggoyang-goyangkan pinggul agar hula hoop tetap berputar, kita bisa sekaligus berolahraga secara menyenangkan. 

Hari ini 56 tahun yang lalu, tepatnya pada 5 Maret 1963, hula hoop mendapatkan paten. Perusahaan yang mendapatkan izin paten untuk alat ini adalah Wham-O. Sebelumnya, Wham-O juga berhasil menjual dan mempopulerkan cakram piringan lempar, Frisbee.

Dilansir dari History.com, melihat celah pasar yang menjanjikan, salah satu pendiri Wham-O, Arthur Melin dan Richard Knerr mengajukan paten untuk hula hoop ciptaannya.

Tak lama setelah mendapatkan paten, alat ini mulai dijual masa kepada masyarakat luas.

Tak hanya untuk anak-anak, permainan ini juga menyita perhatian orang dewasa. Alat ini menjadi tren di seluruh Amerika dan diperkirakan 25 juta produksi hula hoop sudah terjual setelah beberapa bulan mendapatkan paten.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Piringan Cakram Frisbee Mulai Diproduksi

Sejak lama

Hula hoop dipercaya sebagai permainan yang sudah ada sejak zaman dulu. Beberapa tempat, negara dan suku di dunia telah menggunakan permainan tersebut.

Tercatat, masyarakat Yunani Kuno telah menggunakan alat ini. Ketika itu, orang-orang Yunani mengembangkan alat berbentuk lingkaran dan dimainkan di pinggulnya.

Dilansir dari Thoughtco, orang Yunani sering menggunakan alat ini sebagai bentuk latihan. Terdapat berbagai macam bahan untuk membuat alat ini, baik itu dari logam, bambu, kayu, rumput, dan bahkan tanaman merambat.

Sementara itu, sumber lain juga menjelaskan bahwa hula hoop sudah ada di Mesir Kuno pada 3000 SM. Ketika itu orang Mesir menggunakan buluh rotan menjadikan lingkaran.

Alat ini digunakan dengan menggoyangkan pada bagian pinggang dan ada juga yang melemparnya ke udara.

Di benua Amerika Utara, anak-anak suku Eskimo sudah menggunakan alat semacam ini untuk melemparnya pada sebuah tiang. Alat ini berguna sebagai latihan yang membantu latihan akurasi melempar bagi masyarakat Eskimo.

Berawal dari beberapa tempat tersebut, akhirnya cikal bakal hula hoop menjadi sebuah permainan. Perusahaan hula hoop modern kemudian mengembangkan alat ini dengan komponen yang lebih ramah, yaitu menggunakan plastik dan menambahkan beberapa aksesoris tertentu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Adolf Hitler Resmi Jadi Warga Negara Jerman

Wham-O jadi pelopor

Wham-O dan hula-hoopSmithsonian Wham-O dan hula-hoop
Pada 1948, Arthur Melin dan Richard Knerr mendirikan sebuah perusahaan di California bernama Wham-O. Fokus utama mereka adalah menjual ketapel yang mereka ciptakan untuk menembak elang.

Dalam perkembanganya, mereka tak hanya menjual ketapel, tapi menjual bumerang dan perangkat olahraga lainnya. Mainan paling hits pertamanya adalah cakram plastik terbang yang dikenal sebagai Frisbee, memulai debutnya pada 1957.

Arthur Melin dan Richard Knerr melihat lingkaran kayu yang berkembang dan digunakan pada sekolah-sekolah.

Akhirnya, Wham-O mulai memproduksi versi plastik dari lingkaran itu, dijuluki "Hula" dari nama tarian Hawaii. Cara bermainnya adalah alat itu dibuat berputar-putar. Mereka memperagakannya di sebuah taman bermain California Selatan.

Setelah berhasil menjual dan mendapatkan paten, popularitas hula hoop semakin tumbuh. Anak-anak hingga dewasa mulai memainkan alat ini. Wham-O menjadi pelopor perkembangan hula hoop di era modern.

Pada Januari 2004, menurut Guinness World of Records, dua orang di Tokyo, Jepang, berhasil memutar lingkaran terbesar di dunia selebar 3,9 meter. Pada April 2004, seorang pemain sirkus di Boston secara bersamaan memutar 100 lingkaran di sekitar tubuhnya.

Hula hoop tidak pernah hilang sepenuhnya dan masih memiliki penggemarnya hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com