WASHINGTON, KOMPAS.com - Pertemuan kedua antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam, berakhir tanpa kesepakatan.
Meski demikian, penasihat keamanan nasional AS John Bolton menolak apabila pertemuan puncak yang digelar pada 27-28 Februari lalu itu disebut telah gagal.
Trump kembali bertemu dengan Kim Jong Un sekitar delapan bulan usai pertemuan pertama mereka di Singapura.
Pertemuan bersejarah yang berlangsung di Singapura tahun lalu itu menghasilkan kesepakatan untuk denuklirisasi Semenanjung Korea, meski tanpa kejelasan lebih lanjut tentang tata cara maupun batas waktu pelaksanaannya.
Baca juga: Menjaga Pertemuan Trump - Kim Jong Un Sangat Melelahkan
Maka dari itu banyak pihak yang mengharapkan adanya kelanjutan dari kesepakatan di Singapura saat keduanya kembali bertemu di Vietnam.
Namun pada kenyataannya pertemuan kedua tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan tanpa ada penyampaian pernyataan bersama.
Trump disebut langsung meninggalkan pertemuan setelah Kim mulai memaparkan proposal denuklirisasi yang akan ditukar dengan pencabutan sebagian sanksi.
Bolton, mengatakan kepada CBS, kegagalan Trump untuk mendapat komitmen dari Pyongyang terkait denuklirisasi seharusnya juga dilihat sebagai sebuah keberhasilan.
"Keberhasilan di sini dapat didefinisikan sebagai presiden yang melindungi dan mengutamakan kepentingan nasional rakyat Amerika," ujarnya, dikutip AFP, Minggu (3/3/2019).
Bolton memaparkan, permasalahan denuklirisasi Korea Utara secara penuh adalah masalah besar dan hal yang kurang dari itu tidak dapat diterima.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan