Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan Mati-matian di Baghouz, ISIS Gunakan Bom Mobil dan Perisai Manusia

Kompas.com - 04/03/2019, 06:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber VOA News

BAGHOUZ, KOMPAS.com — Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melakukan perlawanan terakhir demi mempertahankan posisi mereka di Baghouz, desa dekat Sungai Eufrat.

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat (AS) menyatakan, ISIS menggunakan kombinasi bom mobil hingga perisai manusia.

Juru bicara SDF Mustafa Bali di Twitter berkata, koalisi telah menghancurkan sejumlah bom mobil dalam dua hari terakhir pertempuran.

Baca juga: Pertempuran Terakhir Lumatkan ISIS yang Tersudut di Tikungan Sungai Eufrat

"Setidaknya tiga perangkat bom rakitan di kendaraan (VBIEDS) yang bertujuan mengincar posisi pejuang SDF sudah dihancurkan," ujar Bali dikutip VOA, Minggu (3/3/2019).

Juru bicara koalisi pimpinan AS Kolonel Sean Ryan membenarkan bahwa serangan udara langsung dikerahkan begitu ada permintaan dari SDF.

Meskipun demikian, lanjut Ryan, ada kekhawatiran nonkombatan terjebak dalam serangan udara tersebut. "Kami yakin ISIS menggunakan perisai manusia yang jelas melanggar hukum perang," ucapnya.

Taktik ISIS menggunakan perisai manusia bukanlah hal baru. Namun, itu jelas menyulitkan SDF yang berniat menggelar serangan tahap akhir sampai seluruh warga sipil diungsikan.

Lebih dari 13.000 warga sipil melarikan diri ketika SDF menggempur benteng terakhir ISIS tersebut sejak Jumat (1/3/2019).

Berdasarkan data dari PBB, sekitar 90 persen di antara warga Baghouz itu merupakan perempuan dan anak-anak di bawah usia lima tahun yang mengalami kekurangan gizi.

Sumber dari petinggi SDF mengungkapkan, warga sipil yang berhasil mengungsi berujar, masih ada ratusan lainnya yang terjebak di Baghouz.

Namun, para pejabat SDF curiga mereka yang masih berada di Baghouz merupakan anggota ISIS yang mati-matian mempertahankan wilayah mereka.

"Tidak banyak masyarakat sipil yang tersisa di Baghouz. Jadi hanya masalah waktu sebelum kami merebutnya," ucap juru bicara SDF lain, Lilwa Abdullah.

SDF mengerahkan 15.000 anggotanya untuk melancarkan serangan terakhir ke Baghouz dengan ditopang artileri serta jet tempur koalisi AS.

Baca juga: Baghouz, Desa Terakhir ISIS yang Kini Dihujani Proyektil dari Udara

Pada Sabtu (2/3/2019), sejumlah pejabat SDF berharap pertempuran berlangsung cepat meski ada kemungkinan mereka menghadapi gelombang bom bunuh diri ISIS.

Kemajuan pun berlangsung lambat karena ISIS menggunakan goa dan terowongan di bawah desa untuk melaksanakan serangan balik.

Kami tidak tahu persis berapa kedalaman terowongan itu. Beberapa di antaranya bahkan dipasangi peledak untuk mencegah SDF masuk," ucap Kolonel Ryan.

Sumber internal SDF menuturkan ada pandangan ISIS masih punya lebih dari 300 anggota di Baghouz, dengan terowongan yang mereka bangun bisa sepanjang 2 km.

Baca juga: ISIS Terkepung, Anak-anak Etnis Yazidi Kini Pulang ke Kampung Halaman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber VOA News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com