Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Geram Kanada Mulai Proses Ekstradisi Petinggi Huawei ke AS

Kompas.com - 03/03/2019, 09:20 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,AFP

OTTAWA, KOMPAS.com - Kanada pada Jumat lalu memulai proses ekstradisi eksekutif Huawei Meng Wanzhou ke Amerika Serikat.

Langkah tersebut segera ditanggapi oleh China, dengan menyebutkan tindakan pemerintah Kanada sebagai insiden politik yang bengis.

"Hari ini, pejabat Kementerian Kehakiman Kanda mengeluarkan Authority to Proceed, secara resmi memulai proses ekstradisi dalam kasus Meng Wanzhou," demikian pernyataan pemerintah, seperti dilaporkan AFP, Sabtu (2/3/2019).

Baca juga: Putrinya Ditangkap atas Permintaan AS, Begini Komentar Pendiri Huawei

Meng merupakan kepala keuangan Huawei sekaligus putri dari pendiri perusahaan tersebut, Ren Zhengfei.

Dia ditangkap di Vancouver pada Desember lalu atas permintaan AS, yang diduga melanggar sanksi AS terhadap Iran.

Perempuan berusia 47 tahun itu akan dibawa ke pengadilan pada 6 Maret 2019. Pada persidangan mendatang, jaksa penuntut akan mengajukan bukti dan menguraikan argumen untuk ekstradisinya.

Chief Financial Officer Huawei Technologies Meng Wanzhou (kanan) menyambut kedatangan tamu usai dibebaskan dengan jaminan di rumahnya di Vancouver, British Columbia, Kanada, pada Selasa (12/12/2018). (AFP/Jason Redmond) Chief Financial Officer Huawei Technologies Meng Wanzhou (kanan) menyambut kedatangan tamu usai dibebaskan dengan jaminan di rumahnya di Vancouver, British Columbia, Kanada, pada Selasa (12/12/2018). (AFP/Jason Redmond)
Keputusan tersebut diambil setelah otoritas melakukan peninjauan secara menyeluruh, dengan menemukan bukti yanng cukup untuk menjamin masalah ini harus dihadapkan kepada hakim.

Pada akhir proses ekstradisi yang diperkirakan berlangsung berbulan-bulan bahkan tahunan, Jaksa Agung Kanada akan memutuskan Meng diserahkan atau tidak.

Melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Lu Kang, China menyatakan ketidakpuasan terhadap langkah Kanada.

"AS dan Kanada menyalahgunakan perjanjian ekstradisi bilateral untuk menerapkan tindakan pemaksaan yang sewenang-wenang terhadap warga China, melanggar hak dan kepentingan absah," katanya.

"Ini merupakan insiden politik yang bengis," imbuhnya.

Lu menyatakan, China meminta Kanada untuk membebaskan Meng dan AS agar membatalkan surat perintah penangkapan dan permintaan ekstradisi.

Meng telah dibebaskan dari tahanan dengan jaminan, sambil menunggu hasil pemeriksaan.

China menilai penangkapan Meng bermotivasi politik dan sebuah upaya untuk merusak perusak telekomunikasi andalan negerinya.

Pada Februari lalu, pendiri Huawei akhirnya angkat bicara. Ayah Meng itu menganggap penangkapan putrinya tidak akan menghancurkan perusahaannya.

"Tidak mungkin AS bisa menghancurkan kami," katanya, seperti diwartakan BBC.

Baca juga: China Tuduh AS Lakukan Bullying atas Upaya Ekstradisi Bos Huawei

"Dunia tidak bisa meninggalkan kami karena kami lebih maju," lanjutnya.

Pendiri Huawei biasanya jarang muncul ke media, namun kini menampakan diri usai tekanan yang meningkat terkait spionase dan bujukan AS kepada negara lain untuk melarang teknologinya.

"Jika lampu padam di Barat, Timur akan tetap bersinar," kata Ren.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com