Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/02/2019, 15:16 WIB

HANOI, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menjabarkan penyebab tak tercapainya kesepakatan antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong Un.

Berbicara dalam konferensi pers bersama Trump dikutip CNN Kamis (28/2/2019), Pompeo menjelaskan Kim mengajukan penawaran yang dia anggap masih belum cukup.

Baca juga: Gagal Capai Kesepakatan, KTT Trump-Kim di Hanoi Tak Berjalan Baik?

"Kami belum mendapatkan sesuatu yang masuk akal bagi AS. Kami meminta lebih. Namun Pemimpin Kim tidak siap memenuhi permintaan kami," terang Pompeo.

Menlu 55 tahun itu menjelaskan, negosiasi masih membutuhkan jalan panjang. Meski begitu dia masih menyuarakan rasa optimis.

Dia menuturkan pemerintah masih terus bekerja selama pekan maupun bulan-bulan ke depan hingga mendapatkan progres yang diinginkan.

"Dengan demikian, kami bisa meraih apa yang dunia inginkan. Denuklirisasi Korut yang menurunkan risiko bagi rakyat Amerika serta dunia," paparnya.

Sementara Trump mengaku dia begitu ingin untuk mencabut sanksi maksimum yang saat ini diberikan kepada negara komunis tersebut.

"Saya begitu ingin mencabutnya karena melihat negara itu mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang," terang Trump.

Sebelumnya, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengumumkan tidak ada kesepakatan dalam pertemuan kedua Trump dan Kim.

"Tapi masing-masing tim berharap untuk bertemu di masa mendatang," terang Sanders yang melanjutkan, pertemuan dua hari itu sangat baik dan berguna.

"Kedua pemimpin membahas berbagai langkah untuk kemajuan denuklirisasi dan mendorong konsep perekonomian," ujar dia.

Pada momen sebelumnya, muncul spekulasi soal batalnya penandatanganan kesepakatan, yang awalnya dijadwalkan pada pukul 14.05.

Perubahan jadwal yang tiba-tiba tersebut telah menimbulkan pandangan tentang kemungkinan KTT mereka menjadi berantakan.

Baca juga: Menurut Trump, Ini Sebab Tak Ada Perjanjian yang Diteken dengan Kim Jong Un

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com