Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadu Buhari, Sang Petahana yang Kembali Pimpin Nigeria

Kompas.com - 27/02/2019, 15:31 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,AFP

ABUJA, KOMPAS.com - Petahana Muhammadu Buhari pada Rabu (27/2/2019) secara resmi terpilih kembali sebagai presiden Nigeria melalui pemilu yang digelar pada akhir pekan lalu.

Sempat terjadi penundaan tepat 5 jam sebelum pemungutan suara, yang membuah pemilih kecewa dan meningkatkan ketegangan politik. Bentrokan yang memakan korban jiwa pun mengiringi jalannya pemilu Nigeria.

Dari seluruh surat suara di 36 negara bagian Nigeria dan Wilayah Ibu Kota Federal (FCT), Buhari dinyatakan menang dengan raihan 15,2 juta suara.

Baca juga: Pemilu Nigeria Ricuh akibat Kekerasan, 39 Orang Tewas

Pria berusia 76 tahun itu mengalahkan saingan terdekatnya, Atiku Abubakar, dengan selisih hampir empat juta suara.

"Muhammadu Buhari dengan ini dinyatakan sebagai pemenang dan kembali terpilih," ujar ketua Komisi Pemilu Nasional Independen (INEC), Mahmood Yakubu, seperti dikutip dari kantor berita AFP.

Berbicara di depan pendukung dan pemimpin partai All Progressives Congress (APC), dia menyebut kemenangannya sebagai kejayaan dari demokrasi Nigeria.

"Pemerintahan baru akan intensif mengupayakan keamanan, menata kembali perekonomian, dan memerangi korupsi," ucap Buhari.

"Kami akan berusaha memperkuat persatuan sehingga tidak ada bagian atau kelompok yang merasa tertinggal, atau ditinggal," ujarnya.

Para pendukung telah berkumpul di luar markas partai di Abuja sejak Selasa malam.

Laporan BBC menyebutkan, Buhari pernah memimpin rezim militer selama 20 bulan pada 1980an, dan pertama kali terpilih menjadi presiden pada 2015.

Dia merupakan kandidat oposisi pertama yang mengalahkan petahanan dan memenangkan pemilu presiden.

Catatat seputar kariernya selama memimpin Nigeria cukup beragam. Para pengkritik menudingnya condong mencari kekuasaan mutlak atau diktator.

Sementara pendukungnya mengklaim, Buhari telah memenuhi sebagian besar janji kampanyenya seperti memberantas korupsi dan menindak Boko Haram.

Baca juga: Tunda Pemilu 5 Jam Sebelum Mulai, Nigeria Bisa Rugi Miliaran Dollar

Meski demikian, Nigeria masih berjuang keras memperbaiki ekonomi.

Nigeria merupakan negara penghasil minyak utama di Afrika, tapi korupsi dan kegagalan investasi membuat industri sulit berkembang.

Pemulihan yang berjalan lambat sejak resesi 2016 membuat sedikitnya lapangan kerja yang tersedia bagi banyak kaum muda di pasar tenaga kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com