Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan Janjikan Balasan "Mengejutkan" atas Serangan Udara India

Kompas.com - 27/02/2019, 12:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Pejabat militer Pakistan menyatakan bakal bertemu untuk mendiskusikan balasan atas serangan udara India, dan menyinggung tentang kemampuan nuklir mereka.

Sebelumnya, India menyatakan jet tempurnya menggempur "kamp teror" milik Jaish-e-Mohammad (JeM) di Region Balakot, Pakistan.

JeM merupakan kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Kashmir pada 14 Februari yang membunuh 40 anggota paramiliter India.

Baca juga: India Klaim Sukses Lancarkan Serangan Udara ke Markas Jaish-e-Mohammad

Menteri Luar Negeri India Vijay Gokhale mengklaim serangan jet tempur mereka menewaskan sejumlah anggota JeM, termasuk komandan senior dan anggota fidayeen (bunuh diri).

Dilaporkan Daily Mail Selasa (26/2/2019), serangan di Balakot merupakan penyerbuan lintas perbatasan paling jauh yang pernah dilakukan India sejak 1971.

Sumber di New Delhi mengatakan bom yang dijatuhkan jet tempur mereka telah menewaskan 300 anggota JeM dan terbang paling tidak 80 km dalam Pakistan.

Namun Pakistan membantah klaim itu dengan menyatakan pesawat India menjatuhkan bom di hutan dan tak berdampak kepada korban tewas.

Warga sekitar Balakot mengungkapkan mereka kaget karena tengah terlelap ketika serangan terjadi. Mereka berkata hanya satu orang terluka.

"Kami melihat pohon tumbang dan satu rumah hancur. Ada sedikitnya empat kawah hasil dari bom itu," kata salah satu warga bernama Mohammad Ajmal.

Warga yang menolak disebutkan namanya mengungkapkan sebenarnya ada madrasah yang dikelola JeM. Namun warga desa dilarang membicarakannya.

Juru bicara militer Mayor Jenderal Asif Ghafoor mengecam serangan udara itu, dan menyebut India sudah memilih langkah untuk perang.

Ghafoor mengutarakan kini giliran Pakistan untuk membalas. "Kini giliran kalian (India) menunggu respon kami yang mengejutkan," ancamnya.

Jenderal bintang dua itu menjelaskan saat ini otoritas komando tengah bertemu dan mendiskusikan apakah bakal menggunakan senjata nuklir.

"Kalian akan tahu pada waktunya," lanjut Ghafoor. China sebagai sekutu utama Pakistan mendesak kedua negara untuk berhenti.

Pada Selasa pagi, Presiden Arif Alvi memperingatkan India sudah menciptakan "histeria" karena serangan pada 14 Februari lalu.

Dalam konferensi pers, Alvi mengingatkan retorika bisa berujung kepada perang. "Kami tahu bagaimana cara mempertahankan negara kami," terangnya.

Baca juga: Militer Pakistan: India, Jangan Main-main dengan Kami!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com