Kakinya memar dan pinggulnya terluka. Awak televisi berupaya membatalkan ekspedisi.
Pada 10 Mei 1975, dia dan seorang pemandu pendaki asal Nepal Sherpa Ang Tschering memulai mendaki gunung sekali lagi. Pada 16 Mei 1975, mereka mencapai puncak.
Junko secara resmi menjadi perempuan pertama yang berdiri di puncak Gunung Everest dan orang ke-36 yang mendaki puncak Everest.
"Syukurlah, saya tidak harus naik lebih tinggi," guraunya.
Sebagai informasi, pada tahun yang sama, seorang perempuan asal Tibet bernama Phanthog mengikuti jejaknya.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Ruth Handler, Pencipta Boneka Barbie
Kemudian pendaki asal Jepang, Yasuko Namba, menjadi perempuan berikutnya yang mencapai puncak Everest pada 1996.
Dia meninggal karena badai salju, yang juga merenggut 7 nyawa lainnya. Insiden tersebut menjadi salah satu bencana terburuk dalam sejarah pendakian Everest.
Junko membuat rekor lain pada 1992, ketika dia menjadi perempuan pertama yang mendaki puncak tertinggi di 7 benua, termasuk Kilimanjaro, Denali, dan Vinson di Antartika.
After becoming the first woman to climb Mount Everest in 1975, Junko Tabei would later go on to complete all of the Seven Summits—a remarkable feat accomplished by few.https://t.co/bOeF38X2V1 pic.twitter.com/TWfs7xJtlD
— National Geographic Magazine (@NatGeoMag) 4 Agustus 2018
Junko kemudian menjadi advokat lingkungan dan menyelesaikan studi pascasarjana di Kyushu University. Dia juga mempelajari dampak sampah yang ditinggalkan para pendaki di gunung.
Selanjutnya, dia menjabat sebagai direktur organisasi pelestarian Himalayan Adventure Trust of Japan.
Junko Tabei meninggal pada 2016 di usia 77 tahun. Dia didiagnosis menderita kanker empat tahun sebelumnya.
Meski demikian, dia tetap melanjutkan aktivitas mendakinya saat menjalani perawatan.
"Tidak pernah ada pertanyaan dalam benak saya bahwa saya ingin mendaki gunung itu, tidak peduli apa kata orang lain," ujarnya tentang penaklukan puncak Everest.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.