Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nekat Bawa Bantuan Asing, Warga Venezuela Malah Terjebak di Perbatasan

Kompas.com - 26/02/2019, 16:11 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

CUCUTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Venezuela kini harus tinggal di sepanjang perbatasan Kolombia. Mereka terjebak di sana usai gagal membawa masuk bantuan kemanusiaan.

Diwartakan kantor berita AFP, Selasa (26/2/2019), insiden pada akhir pekan lalu berubah menjadi aksi kekerasan saat pendukung oposisi bentrok dengan pasukan keamanan Venezuela di perbatasan Kolombia dan Brasil.

Perseteruan itu memakan empat korban jiwa. Setelah peristiwa tersebut, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menutup empat jembatan di seluruh wilayah yang melintasi batas ke Kolombia.

Baca juga: Wapres Brasil Tolak Invasi AS terhadap Venezuela dari Wilayah Negaranya

Dampaknya, sejumlah penduduk Venezuela yang rela hati berniat mengangkut bantuan asing masih terjebak di wilayah Kolombia.

Tak hanya mereka, pekerja asal Kolombia yang bekerja di Venezuela juga ikut merasakan imbasnya.

Salah satu relawan bernama Nicolasa Gil mengaku tidak masalah dengan tidur di jalan-jalan di kota perbatasan, Cucuta, Kolombia.

"Yang mengkhawatirkan saya adalah kembali ke negara saya, kaena kami lebih aman berada di sini," katanya.

Perempuan berusia 71 tahun itu menceritakan kembali upayanya bersama dengan relawan lain yang mencoba melintasi salah satu jembatan pada akhir pekan lalu.

Truk-truk berhasil membawa bantuan makanan dan obat-obatan, namun semuanya berantakan ketika di tengah jalan akibat intervensi polisi.

"Ketika kami mencapai titik itu, mereka menyerang kami dengan tembakan gas air mata dan kami harus meninggalkan truk. Binatang-binatang itu membakar bantuan tersebut," ujarnya.

Gil mengatakan, dia belum berada di rumahnya di Merida, Venezuela, sejak Sabtu lalu.

Sementara itu, di sisi perbatasan bagian Venezuela, dekat jembatan Francisco de Paula Santander, seorang perempuan asal Kolombia bernama Elizabeth Machua juga menceritakan nasibanya.

Selama 30 tahun dia hidup di kota Urena, Venezuela. Namun, dia harus kembali ke Kolombia karena hiperinflasi membuat gajinya tak lagi mencukupi kehidupannya.

Baca juga: Bentrok Demonstran dengan Tentara di Venezuela, AS Akan Ambil Tindakan

Sekarang, dia tidak bisa kembali ke rumah dan harus tinggal di rumah rekan kerjanya.

Machua mengatakan, pengasuh anaknya tidak dapat dihubungi. Dia juga tida bisa mengubungi kerabatnya yang lain.

"Apa yang harus terjadi, maka terjadilah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com