Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS Sebut Pengantin ISIS sebagai Teroris Asing

Kompas.com - 25/02/2019, 13:36 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Fox News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menolak keras gugatan yang diajukan terhadap pemerintahan Trump oleh ayah dari pengantin ISIS di Suriah.

Ahmed Ali Muthana menilai putrinya, Hoda Muthana, yang menikahi anggota ISIS merupakan warga negara AS sejak lahir.

Dia meminta pemerintah agar mengakuinya sebagai warga negara dan menerima Hoda beserta putranya kembali ke AS.

Baca juga: Putrinya Ditolak Trump Masuk AS, Ayah Pengantin ISIS Gugat Pemerintah

Pompeo sekali lagi menegaskan bahwa perempuan berusia 24 tahun itu tidak akan pernah diterima.

Dalam wawancara dengan program TV Fox News Sunday, Minggu (24/2/2019), dia menyebut Hoda dengan sengaja telah membahayakan tentara AS dan tidak akan menang di pengadilan.

"Dia merupakan teroris bukan warga negara (AS), dia tidak punya basis hukum untuk klaim sebagai warga AS," ucapnya.

Hoda Muthana, perempuan asal Alabama, Amerika Serikat, yang bergabung dengan ISIS di Suriah. (AFP) Hoda Muthana, perempuan asal Alabama, Amerika Serikat, yang bergabung dengan ISIS di Suriah. (AFP)
"Dia tidak akan kembali ke AS untuk menciptakan risiko bahwa suatu hari dia kembali ke medan perang dan terus membahayakan rakyat, anak-anak," kataya.

"Dia bukan warga negara AS, dia tidak akan pernah kembali," imbuhnya.

Hoda berharap pemerintah AS membiarkannya pulang setelah ditangkap pasukan Kurdi, dan kini tinggal di kamp pengungsian.

Hoda lahir pada 1994 di Hackensack, New Jersey. Ayahnya merupakan seornag diplomat.

Berdasarkan aturan hukum, anak-anak diplomat yang lahir di AS tidak otomatis memperoleh kewarganegaraan.

Namun, ayah Hoda disebut telah berhenti menjadi diplomat berbulan-bulan sebelum kelahirannya.

Dalam gugatan itu yang diajukan terhadap pemerintahan Trump, tertulis pula bahwa Hoda berhak mendapat kewarganegaraan AS karena ibunya telah menjadi penduduk tetap.

Ahmed juga meminta hak untuk mengirim uang kepada putri dan cucunya, yang kini ditahan oleh pasukan Kurdi yang merupakan sekutu AS dalam memerangi ISIS.

Baca juga: Hoda Muthana: Dari Siswi Pemalu Berubah Menjadi Pengantin ISIS

Hoda memilih kabur ke Suriah melalui Turki pada November 2014, dan bermukim di Raqqa yang saat itu merupakan salah satu ibu kota ISIS selain Mosul, Irak.

Setelah sampai di Suriah, Hoda yang kini berusia 24 tahun itu terus melakukan glorifikasi perbuatan ISIS melalui media sosial.

Dalam salah satu kicauannya di Twitter, Hoda yang mempunyai anak berusia 18 bulan itu juga mengunggah gambar dirinya membakar paspor AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Fox News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com