WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump berupaya meyakinkan Korea Utara tentang keuntungan jika mau melepaskan program persenjataan nuklirnya.
Melalui serangkaian twit menjelang keberangkatannya ke Vietnam untuk pertemuan tingkat tinggi dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Trump turut memuji China dan Rusia karena menegakkan sanksi terhadap Pyongyang.
Tak lupa pula, Trump menegaskan tentang hubungan baiknya dengan Ketua Kim.
"Ketua Kim menyadari, mungkin lebih baik daripada siapa pun, bahwa tanpa persenjataan nuklir, negaranya dapat dengan cepat menjadi salah satu negara kekuatan ekonomi besar di dunia."
Baca juga: Kim Jong Un Disebut Ingin Denuklirisasi Korea Utara demi Anak-anaknya
"Karena lokasinya, rakyatnya (dan dirinya), negara itu memiliki potensi untuk tumbuh dengan lebih cepat dibandingkan bangsa mana pun," tulis Trump, Minggu (24/2/2019).
Chairman Kim realizes, perhaps better than anyone else, that without nuclear weapons, his country could fast become one of the great economic powers anywhere in the World. Because of its location and people (and him), it has more potential for rapid growth than any other nation!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 24 Februari 2019
Pada bagian lain dari twitnya, Trump juga menyanjung Presiden China Xi Jinping, dengan mengatakan bahwa pertemuan dengan Kim tidak akan dapat terwujud tanpa dukungan darinya.
"Hal terakhir yang diinginkan China adalah senjata nuklir berskala besar yang ada tepat di sebelah wilayahnya. Sanksi yang ditempatkan di perbatasan oleh China dan Rusia sangat membantu," tulis Trump.
President Xi of China has been very helpful in his support of my meeting with Kim Jong Un. The last thing China wants are large scale nuclear weapons right next door. Sanctions placed on the border by China and Russia have been very helpful. Great relationship with Chairman Kim!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 24 Februari 2019
Trump dijadwalkan untuk kembali bertemu dengan Kim Jong Un di Hanoi, pada Rabu (27/2/2019) mendatang.
Pertemuan yang digelar selama dua hari di Vietnam tersebut akan menjadi lanjutan dari pertemuan bersejarah yang terjadi pada Juni tahun lalu di Singapura.
Trump pun mengatakan, dirinya dan Kim sama-sama mengharapkan akan adanya kemajuan dari kesepakatan yang dibuat saat pertemuan pertama di Singapura, yakni denuklirisasi Semenanjung Korea.
Baca juga: Bertemu Kali Kedua dengan Kim Jong Un, Ini 4 Prioritas Trump
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.