Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Memerangi ISIS di Suriah, Mantan Tentara Swiss Dihukum

Kompas.com - 23/02/2019, 11:39 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

BERN, KOMPAS.com - Pengadilan militer Swiss menyatakan seorang mantan tentara negeri itu bersalah karena ikut memerangi ISIS di Suriah.

Johan Cosar (37) menggunakan keahlian militernya untuk merekrut ratusan orang untuk mempertahankan sebuah komunitas Kristen yang diserang ISIS.

Namun, pengadilan melihat Cosar melanggar netralitas dan keamanan Swiss karena bergabung dengan militer asing.

Untuk kesalahannya ini, pengadilan menjatuhkan hukuman percobaan selama tiga bulan dan denga 500 dollar AS atau sekitar Rp 7 juta.

Baca juga: Kurdi Suriah Bisa Berhenti Perangi ISIS jika Diserang Turki

Selama jalannya sidang, Cosar tidak berusaha mengelak atau menutupi aksinya. Dia justru merasa bangga dengan apa yang dilakukannya di Suriah.

Meski vonis yang dijatuhkan amat ringan dibanding ancaman hukuman selama tiga tahun, Cosar tetap berencana untuk banding.

Sepulangnya dari Suriah, Cosar ditahan dan didakwa di bawah undang-undang militer Swiss yang melarang warga negeri itu bergabung dengan militer asing.

Vonis untuk Cosar ini sama dengan hukuman untuk warga lain Swiiss selama 10 tahun terakhir, sebagian besar untuk mereka yang bergabung dengan Legiun Asing Perancis.

Terdapat alasan historis mengapa aturan ini diberlakukan.

Di masa lalu, para pemuda Swiss meninggalkan negeri yang dulu miskin itu untuk bergabung dengan berbagai angkatan bersenjata di Eropa.

Nanun setelah Swiss memutuskan menjadi negara netral, pemerintah negeri itu menilai akan menjadi masalah jika warga negeri itu bertempur untuk negara yang berbeda.

Berdasarkan pemikiran itulah maka warga Swiss dilarang bergabung dengan militer negara asing.

Kini, satu-satunya tradisi tentara bayaran Swiss yang dipertahankan yaitu Garda Swiss yang bertugas menjaga Vatikan.

Cosar lahir di Swiss dan merupakan warga negara itu. Namun, kakek dan neneknya memiliki akar Suriah dan keluarga Cosar adalah anggota komunitas Kristen Suriah.

Kala pertama kali berangkan ke Suriah, Cosar adalah seorang jurnalis paruh waktu.

Namun, saat melihat ISIS sedang berusaha menghancurkan sebuah komunitas Kristen di negeri itu, dia memilih untuk membela.

Dia ikut mendirikan Dewan Militer Suriah, merekrut personel dan membagikan keahlian militer yang diperolehnya saat bergaung dengan AD Swiss.

Cosar mengajarkan cara menggunakan senjata dan membangun pos-pos penjagaan. Di masa puncak pertempuran Cosar memimpin tak kurang dari 500 personel.

Kembali ke Swiss, sebagian warga negeri itu mendukung sang mantan tentara.

Di hari pembukaan sidang, sekelompok pengunjuk rasa menyambut Cosar dengan membentangkan spanduk berbunyi "memerangi ISIS bukan kejahatan".

Cosar sendiri menganggap dirinya layak mendapatkan medali bukan sidang pengadilan.

Dia beralan keberadaannya di Suriah adalah untuk memerangi terorisme dan membela minoritas Kristen di Suriah dari pembantaian.

Meski demikian, pemerintah Swiss nampaknya tak ingin memberikan sinyal bahwa terlibat dalam perang di negara asing bisa ditoleransi atau bahkan "terhormat".

Di sisi lain, puluhan warga Swiss pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS atau menikahi anggota kelompok itu. Beberapa dari mereka sudah kembali dan saat ini menghuni penjara.

Baca juga: Putin Akan Bentuk Tentara Super untuk Memerangi ISIS

Sisanya masih berada di Suriah, bersama ribuan anggota ISIS dari berbagai negara ditahan di berbagai kamp yang dikelola kelompok oposisi Suriah.

Bergabung dengan kelompok terlarang seperti ISIS membuat seseorang bisa dijatuhi hukuman penjara hingga 20 tahun.

Pekan ini, Menteri Kehakiman Swiss menginginkan warga Swiss yang bergabung dengan ISIS langsung diadili di Suriah ketimbang di negara asalnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com