Namun, saat melihat ISIS sedang berusaha menghancurkan sebuah komunitas Kristen di negeri itu, dia memilih untuk membela.
Dia ikut mendirikan Dewan Militer Suriah, merekrut personel dan membagikan keahlian militer yang diperolehnya saat bergaung dengan AD Swiss.
Cosar mengajarkan cara menggunakan senjata dan membangun pos-pos penjagaan. Di masa puncak pertempuran Cosar memimpin tak kurang dari 500 personel.
Kembali ke Swiss, sebagian warga negeri itu mendukung sang mantan tentara.
Di hari pembukaan sidang, sekelompok pengunjuk rasa menyambut Cosar dengan membentangkan spanduk berbunyi "memerangi ISIS bukan kejahatan".
Cosar sendiri menganggap dirinya layak mendapatkan medali bukan sidang pengadilan.
Dia beralan keberadaannya di Suriah adalah untuk memerangi terorisme dan membela minoritas Kristen di Suriah dari pembantaian.
Meski demikian, pemerintah Swiss nampaknya tak ingin memberikan sinyal bahwa terlibat dalam perang di negara asing bisa ditoleransi atau bahkan "terhormat".
Di sisi lain, puluhan warga Swiss pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS atau menikahi anggota kelompok itu. Beberapa dari mereka sudah kembali dan saat ini menghuni penjara.
Baca juga: Putin Akan Bentuk Tentara Super untuk Memerangi ISIS
Sisanya masih berada di Suriah, bersama ribuan anggota ISIS dari berbagai negara ditahan di berbagai kamp yang dikelola kelompok oposisi Suriah.
Bergabung dengan kelompok terlarang seperti ISIS membuat seseorang bisa dijatuhi hukuman penjara hingga 20 tahun.
Pekan ini, Menteri Kehakiman Swiss menginginkan warga Swiss yang bergabung dengan ISIS langsung diadili di Suriah ketimbang di negara asalnya.