KOMPAS.com - Polio merupakan penyakit yang bisa menimbulkan kelumpuhan. Tak hanya itu, penyakit ini bahkan banyak menyerang anak dan rentan terhadap kematian.
Sampai saat ini, belum ada obat yang cocok untuk mengobati penyakit polio. Namun, setidaknya polio bisa dicegah dengan menggunakan vaksin yang diberikan kepada anak ketika usianya masih dini.
Vaksinasi pada saat balita sangat membantu pencegahan polio pada masa depan, sebab polio akan menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang dewasa.
Pengobatan lebih difokuskan pada penguatan sistem imun secara alami agar tubuh mampu melawan infeksi, mendukung fungsi tubuh, dan pencegahan efek negatif jangka panjang.
Hari ini 65 tahun yang lalu, tepatnya pada 23 Februari 1954, suntikan vaksin polio untuk anak-anak kali pertama dilakukan di sebuah sekolah dasar di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat.
Penggunaan vaksin ini bertujuan mengurangi dampak yang ditimbulkan dari penyakit tersebut dan menjaga sistem imun mereka agar terjaga dari penyakit tersebut.
Dilansir dari History.com, vaksin polio ini kali pertama dikembangkan seorang oleh seorang ilmuwan AS bernama dr Jonas Salk yang merupakan Kepala Laboratorium Penelitian Virus di University of Pittsburgh.
Pada awalnya, Salk mengemukakan bahwa polio memiliki beberapa jenis dan mempunyai rencana untuk membuat vaksin agar bisa memerangi sumber polio tersebut.
Penemuan vaksin polio mampu mengurangi dampak polio bagi anak-anak dari resiko kematian.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Pasien Pertama Penerima Jantung Buatan Keluar RS
Saat itu, dokter Inggris, Michael Underwood, menyebut polio sebagai "a debility of the lower extremities", penyakit yang menyebabkan kelemahan pada kaki.
Lalu, dokter Jakob Heine (1840) dan Karl Oskar (1890) mencatat sejumlah gejala polio yang banyak menyerang anak-anak. Sejak era itu, penyakit ini menjadi momok bagi dunia.
Seorang dokter dan ilmuwan berlomba-lomba untuk menemukan formula dalam mencegah penyakit ini, namun belum ada yang pas dan cocok ketika diterapkan pada penderita. Bahkan, penyakit ini meningkat pesat pada paruh pertama abad ke-20 di dunia Barat.
Pada 1912, Franklin Delano Roosevelt yang saat itu masih menjadi politisi muda terkena penyakit ini. Tentunya menjadi berita yang menggegerkan perpolitikan AS ketika itu.
Penyakit ini menyebar dengan cepat dan bisa menyebabkan kaki penderita lumpuh.