Kesepakatan ini diteken untuk membangun kompleks penyulingan dan petrokimia di provinsi Liaoning, China.
Otorita Investasi Arab Saudi juga mengumumkan ditekennya 35 nota kesepahaman tak mengikat termasuk kesepatakan energi, pertambangan, transportasi, dan e-commerce.
Sejauh ini China adalah rekan dagang terbesar Arab Saudi.
"Di saat Saudi melakukan diversifikasi perekonomian non-minyak, negeri itu membutuhkan banyak investor yang memiliki keahlian teknis, seperti China," ujar Al-Otaibi.
Selain kesepakatan di bidang ekonomi, kedua negara juga berpotensi untuk menjali kerja sama di bisang keamana.
Kedua negara bisa memperkuat kerja sama di bidang penegakan hukum dan kontraterorise serta bertukar pengalaman dalam hal pemberantasan teroris.
Baca juga: MBS Janji Bakal Bebaskan 850 Warga India yang Ditahan di Arab Saudi
Kantor berita Xinhua mengabarkan MBS menegaskan, negerinya amat mendukung upaya Beijing untuk mengamankan negerinya dan menentang intervensi kekuatan eksternal dalam urusan dalam negeri China.
Pernyataan MBS ini muncul di saat Riyadh bungkam terkait perlakuan pemerintah China terhadap etnis Uyghur yang mayoritas pemeluk Islam di Xinjiang.