KUTUPALONG, KOMPAS.com - Seorang warga Jerman yang berniat membuat dokumenter tentang kehidupan pengungsi Rohingya di Bangladesh, babak kelur setelah disangka sebagai pelaku perdagangan manusia.
Satu tim pembuat film dokumenter yang terdiri dari tiga warga asal Jerman dengan dibantu seorang warga Bangladesh, mendatangi kamp pengungsian Rohingya di Cox's Bazar, yang berbatasan dengan Myanmar.
Mereka berniat untuk membuat sebuah film dokumenter tentang kehidupan warga pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Namun orang-orang Jerman itu mulai dicurigai sebagai pelaku perdagangan manusia setelah mereka mulai membagikan hadiah kepada anak-anak dan perempuan Rohingya di Kutupalong, kamp pengungsi terbesar di perbatasan Myanmar.
Baca juga: Polisi Bangladesh Gagalkan Penyelundupan 43 Pengungsi Rohingya ke Malaysia
Salah seorang warga Jerman bersama pemandu Bangladesh-nya lantas dibawa oleh beberapa warga Rohingya ke sebuah mobil.
Keduanya lantas dipukuli oleh warga pengungsi Rohingya. Aksi pemukulan baru berhenti setelah ada petugas polisi dan tentara perbatasan yang menghentikan mereka.
"Seorang warga Jerman dan pemandu asal Bangladesh telah dipukuli sehingga tentara dan polisi harus menyelamatkan mereka," kata kepala polisi Abul Khair, kepada AFP, Kamis (21/2/2019).
Korban asal Jerman, yang tidak diungkapkan identitasnya, terluka dan harus mendapat perawatan medis. Namun kini kondisinya telah membaik.
"Dia sekarang baik-baik saja. Orang Jerman itu mengatakan mereka datang ke kamp pengungsi untuk membuat film pendek," kata Khair.
Pihak polisi mempercayai pengakuan orang-orang Jerman itu dan menilai tuduhan sebagai pelaku perdagangan manusia hanya akibat kesalahpahaman.
"Ini adalah kasus kesalahpahaman," lanjut Khair menambahkan tidak ada pihak yang ditahan dalam kasus ini.
Polisi mengatakan, para penyelundup dan pelaku perdagangan manusia semakin aktif di kamp-kamp pengungsi Rohingya dalam beberapa bulan terakhir.
Modus yang digunakan para pelaku perdagangan manusia itu biasa dilakukan dengan memikat para warga Rohingya dengan membujuk akan membawa mereka ke Malaysia.
Baca juga: Hendak ke Malaysia, 10 Pengungsi Rohingya Ditahan Polisi Bangladesh
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.