Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika AS Pasang Rudal di Eropa, Ini Balasan yang "Dijanjikan" Putin

Kompas.com - 21/02/2019, 11:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak coba-coba menempatkan rudal di Benua Eropa.

Pernyataan yang disampaikan dalam pidato tahunan itu menyusul terancam kolapsnya perjanjian nuklir yang dibuat pada era Perang Dingin silam.

Dilansir AFP Rabu (20/2/2019), dia menyatakan Rusia bisa dipaksa untuk menempatkan rudal yang tak hanya bisa menargetkan negara tempat rudal dipasang.

Baca juga: Trump Diduga Abaikan Laporan Intelijen AS dan Lebih Percaya Putin

Namun juga negara yang menjadi "pusat kebijakan" penempatan rudal tersebut. "Biarkan mereka menghitung jarak dan kecepatan rudal kami," ujarnya dikutip Sky News.

Baik Rusia serta AS menyiratkan kekhawatiran adanya perlombaan senjata baru menyusul saling tuding melanggar Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) yang dibuat pada 1987.

Washngton merupakan pihak pertama yang mengumumkan bakal menarik diri dari INF setelah menuding Kremlin mengembangkan senjata baru yang dianggap melanggar kesepakatan.

Namun dalam pidatonya, Putin menyanggah klaim itu, dan mulai menjabarkan senjata terbaru dan tercepat yang dimiliki oleh Rusia.

Termasuk di dalamnya pengembangan rudal Zircon yang bisa mencapai jarak 1.000 km, kemudian uji coba rudal balistik antar-benua Sarmat.

Kemudian penempatan drone air Poseidon di musim semi ini, hingga rudal hipersonik Avangard yang disebut bisa mencapai 20 kali kecepatan suara.

AFP memberitakan, pidato militer yang kuat itu bertujuan meningkatkan dukungan kepada Putin berdasarkan jajak pendapat terbaru yang mengalami tren negatif.

Survei lembaga independen Rusia Levada Center memaparkan tingkat dukungan publik kepada presiden 66 tahun itu mencapai 64 persen.

Angka itu jelas merupakan dambaan bagi banyak pemimpin Eropa. Namun bagi Putin, itu adalah penurunan terendah dalam lima tahun terakhir.

Apalagi ketika kembali memenangkan pemilu pada 2018 lalu, Putin memperoleh kemenangan meyakinkan dengan suara mencapai 76 persen.

Baca juga: Putin: Rudal Hipersonik Terbaru Bakal Hantam Target seperti Bola Api

Warga Rusia dilaporkan frustrasi karena ekonomi yang melambat, serta kemakmuran negara hanya dinikmati segelintir orang.

Malah, jajak pendapat yang dihelat Levada pada Oktober 2018 menunjukkan hanya 40 persen warga Rusia yang bakal memilih Putin jika pemilu digelar saat itu juga.

Karena itu dalam pidato yang berlangsung 90 menit, Putin menjanjikan investasi baru di bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan.

"Kita harus membentuk sebuah peradaban dan membuang sistem yang dianggap hanya menyia-nyiakan waktu," ucap Putin.

Baca juga: Abaikan AS, Erdogan Bakal Tetap Beli Sistem Rudal S-400 dari Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com