Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Sebut Rencana Memakzulkan Dirinya sebagai Aksi Pengkhianatan

Kompas.com - 19/02/2019, 13:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump angkat bicara menanggapi isu pemakzulan terhadap dirinya yang kembali muncul.

Isu itu muncul setelah Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein pada 2017 membahas peluang untuk menggulingkan presiden 72 tahun itu.

Pembahasan itu terjadi setelah Trump memecat Direktur Badan Penyelidik Federal (FBI) James Comey, berdasarkan pengakuan pengganti sementara Andrew McCabe.

Baca juga: Senat Bakal Selidiki Isu Rencana Lengserkan Trump dengan Amendemen 25

Dalam serangkaian twit-nya, Trump mengungkapkan McCabe dan Rosenstein tertangkap basah merencanakan aksi yang sangat ilegal.

Trump mengklaim McCabe harus menjelaskan kepada jutaan rakyat yang sudah menyukai dan memilihnya, serta memberi prestasi besar bagi negara.

"Tindakan mereka tergolong perbuatan ilegal dan merupakan aksi pengkhianatan yang dilakukan dalam skala penuh!" kecam Trump dikutip AFP Senin (18/2/2019).

Trump sering melontarkan kritik terhadap FBI yang membuka penyelidikan terkait dugaan kemenangannya saat Pilpres 2016 dibantu Rusia.

Presiden dari Partai Republik itu menyebut investigasi FBI tersebut merupakan "perburuan penyihir" dan bermaksud mengacaukan kekuasaannya.

Trump memecat Comey pada 9 Mei 2017 setelah tekanan terhadapnya akan penyelidikan dugaan intervensi Rusia semakin meningkat.

Pemecatan Comey menjadi peringatan bagi FBI maupun Kementerian Kehakiman, berdasarkan penuturan McCabe dalam wawancara dengan 60 Minutes.

McCabe mengungkapkan, Rosenstein mengusulkan kemungkinan menggunakan Amendemen 25 Konstitusi AS berisi pencopotan presiden dari jabatannya jika dianggap tak mampu.

"Bersama saya, Rod membahas isu itu dan berpikir berapa banyak anggota kabinet yang bersedia mendukung usulnya," ucap McCabe.

Rosenstein bahkan menawarkan diri untuk mengenakan perekam secara rahasia, dan bermaksud mengumpulkan setiap ucapan Trump yang bisa jadi bukti memberatkannya.

"Apa yang coba saya sampaikan adalah wakil jaksa agung sangat prihatin dengan presiden, dengan kemampuan dan niatnya kala itu," ulasnya.

Baca juga: Beredar Isu Trump Bakal Dilengserkan dengan Amendemen 25

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com