WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump angkat bicara menanggapi isu pemakzulan terhadap dirinya yang kembali muncul.
Isu itu muncul setelah Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein pada 2017 membahas peluang untuk menggulingkan presiden 72 tahun itu.
Pembahasan itu terjadi setelah Trump memecat Direktur Badan Penyelidik Federal (FBI) James Comey, berdasarkan pengakuan pengganti sementara Andrew McCabe.
Baca juga: Senat Bakal Selidiki Isu Rencana Lengserkan Trump dengan Amendemen 25
Dalam serangkaian twit-nya, Trump mengungkapkan McCabe dan Rosenstein tertangkap basah merencanakan aksi yang sangat ilegal.
Trump mengklaim McCabe harus menjelaskan kepada jutaan rakyat yang sudah menyukai dan memilihnya, serta memberi prestasi besar bagi negara.
"Tindakan mereka tergolong perbuatan ilegal dan merupakan aksi pengkhianatan yang dilakukan dalam skala penuh!" kecam Trump dikutip AFP Senin (18/2/2019).
....There is a lot of explaining to do to the millions of people who had just elected a president who they really like and who has done a great job for them with the Military, Vets, Economy and so much more. This was the illegal and treasonous “insurance policy” in full action!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) February 18, 2019
Trump sering melontarkan kritik terhadap FBI yang membuka penyelidikan terkait dugaan kemenangannya saat Pilpres 2016 dibantu Rusia.
Presiden dari Partai Republik itu menyebut investigasi FBI tersebut merupakan "perburuan penyihir" dan bermaksud mengacaukan kekuasaannya.
Trump memecat Comey pada 9 Mei 2017 setelah tekanan terhadapnya akan penyelidikan dugaan intervensi Rusia semakin meningkat.
Pemecatan Comey menjadi peringatan bagi FBI maupun Kementerian Kehakiman, berdasarkan penuturan McCabe dalam wawancara dengan 60 Minutes.
McCabe mengungkapkan, Rosenstein mengusulkan kemungkinan menggunakan Amendemen 25 Konstitusi AS berisi pencopotan presiden dari jabatannya jika dianggap tak mampu.
"Bersama saya, Rod membahas isu itu dan berpikir berapa banyak anggota kabinet yang bersedia mendukung usulnya," ucap McCabe.
Rosenstein bahkan menawarkan diri untuk mengenakan perekam secara rahasia, dan bermaksud mengumpulkan setiap ucapan Trump yang bisa jadi bukti memberatkannya.
"Apa yang coba saya sampaikan adalah wakil jaksa agung sangat prihatin dengan presiden, dengan kemampuan dan niatnya kala itu," ulasnya.
Baca juga: Beredar Isu Trump Bakal Dilengserkan dengan Amendemen 25
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.