Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shamima Terinspirasi Gabung ISIS Setelah Menonton Video Sandera Dipenggal

Kompas.com - 19/02/2019, 12:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BAGHOUZ, KOMPAS.com - Shamima Begum berkata, tindakannya bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merupakan keputusan yang dibuatnya sendiri.

Shamima kabur dari Bethnal Green, Inggris, dan bertolak ke Suriah via Turki bersama dua temannya, Kadiza Sultana dan Amira Abase, pada 2015.

Baca juga: Shamima: ISIS Mengubah Saya Menjadi Lebih Kuat dan Tangguh

Dalam wawancara dengan BBC di kamp pengungsi al-Hawl, Shamima mengungkapkan dia mantap memutuskan bergabung dengan ISIS meski usianya baru 15 tahun.

Dilansir Senin (18/2/2019), remaja yang kini berumur 19 tahun itu mengaku terinspirasi setelah menonton dua video propaganda ISIS.

Yang pertama adalah video sandera dipenggal. Kemudian video yang menunjukkan kehidupan di bawah kekuasaan ISIS "sangat baik".

Dia mengatakan pernah menonton video pembunuhan para sandera yang berasal dari Inggris. Namun dia tidak ingat nama korban.

Shamima melanjutkan dia memang mendengar ada orang yang memberanikan diri bergabung dengan ISIS setelah membaca kisah dia dan kedua temannya.

Tetapi, ia menampik jika bergabungnya dia saat masih berusia 15 tahun merupakan "kemenangan propaganda" ISIS, atau kisahnya mengunspirasi orang lain melakukan hal sama.

"Kami tidak ingin berada di berita. Saya tidak menempatkan diri saya dalam situasi seperti ini. Saya tidak ingin menjadi 'gadis poster' ISIS," tegas dia dikutip news.com.au.

Koresponden BBC Quentin Sommerville yang mewawancarai Shamima menuturkan, si remaja itu berulang kali mendukung filosofi ISIS.

Sommerville berujar, dia bertanya apa pendapat Shamima tentang perbudakan, pembunuhan, serta pemerkosaan para perempuan Yazidi oleh ISIS.

"Syiah juga melakukan hal yang sama ke Irak," ujar Sommerville menirukan perkataan Shamima yang berkata, dia ingin meminta pengampunan dari rakyat Inggris.

Kehilangan dua anaknya sudah menjadi pukulan berat baginya. Karena itu, dia tidak ingin kehilangan bayi yang baru saja dilahirkannya.

"Saya tidak ingin hidup di kamp pengungsi ini selamanya. Kamp ini bukan tempat yang baik untuk membesarkan anak," tukas dia.

Baca juga: Tak Menyesal Gabung ISIS, Shamima Ingin Orang Simpati dengan Nasibnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com