KOMPAS.com - Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan sejumlah inovasi penting termasuk dalam ranah kedokteran. Inovasi itu salah satunya adalah menemukan pengobatan mutakhir.
Namun, penyakit tak hanya bisa diatasi obat semata. Kerusakan pada organ tubuh tertentu memungkinkan pasien harus mengadopsi organ tubuh orang lain agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Jantung merupakan organ penting dalam sistem tubuh manusia yang berfungsi untuk memompa peredaran darah ke seluruh tubuh. Ketika fungsi jantung sudah tak maksimal, obat sudah tak bisa membantu, solusi akhir adalah menggunakan alat yang bekerja menyerupai jantung.
Hari ini 34 tahun yang lalu, tepatnya pada 19 Februari 1985, seorang pasien yang menerima "jantung buatan" pertama itu dinyatakan berhasil dan dibolehkan keluar dari rumah sakit Humana Hospital-Audubon di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat.
William J Schroeder tercatat sebagai pasien pertama jantung buatan yang akhirnya bisa beraktivitas seperti biasa.
Keberhasilan ini memulainya tindakan medis berupa pemberian jantung buatan yang bisa digunakan kepada pasien yang membutuhkan.
Baca juga: 3 Desember 1967, Transplantasi Jantung Pertama di Dunia
Dilansir dari New York Times, Schroeder menjadi pasien kedua dari lima usaha yang dilakukan sebagai uji coba jantung buatan "Jarvik-7".
Sebelumnya, ia menderita beberapa penyakit kronik yang mengakibatkan kerja jantungnya tak bisa maksimal. Kondisinya berangsur pulih sejak Jarvik-7 ditanamkan pada tubuhnya.
Setelah menjalani terapi berkali-kali, akhirnya dia menjadi pasien jantung buatan pertama yang berhasil menggunakan alat itu.
Jantung buatan atau artificial heart digunakan sebagai alat untuk menggantikan peran utama jantung. Alat ini berfungsi ketika sistem transplantasi jantung tak memungkinkan untuk dilakukan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.