JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak berpendapat bahwa pemerintah tak memiliki alasan yang cukup untuk menerapkan kebijakan impor. Terlebih impor dilakukan pada masa panen
Alasan penerapan kebijakan impor sempat dipaparkan Presiden Jokowi saat debat kedua pilpres.
"Sekarang itu seperti enggak punya alasan cukup untuk melakukan impor karena dilakukan ketika panen," ujar Dahnil kepada Kompas.com, Senin (18/2/2019).
Kendati demikian, ia menuturkan, kuantitas impor beras saat ini telah jauh menurun jika dibandingkan 2014.
Jokowi pun mengungkapkan beberapa alasan mengapa pemerintah tetap mengimpor beras mesti terjadi surplus.
Baca juga: Saat Jokowi dan Prabowo Berdebat soal Kebijakan Impor Pangan...
Ia mengatakan, kebijakan impor bertujuan untuk menjaga ketersediaan stok cadangan beras jika terjadi bencana alam dan gagal panen.
Selain itu kebijakan impor juga bertujuan untuk menstabilkan harga beras di dalam negeri.
Baca juga: Ditanya Prabowo soal Impor Pangan, Begini Jawaban Jokowi
Kendati demikian, menurut Dahnil, kebijakan impor saat masa panen justru merugikan para petani.
"Itu jadi masalah besar dan selalu kita kritik karena merugikan petani dan petani jadi korban dari kebijakan impor itu. Hal ini yang mau dilawan pak Prabowo karena potensi rente dalam impor, itu harus dilawan. Mafia impor harus distop," kata Dahnil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.