Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senat Bakal Selidiki Isu Rencana Lengserkan Trump dengan Amendemen 25

Kompas.com - 18/02/2019, 15:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Senat Amerika Serikat (AS) bakal menyelidiki isu rencana untuk menggulingkan Presiden Donald Trump dengan Amendemen 25.

Ketua Komite Peradilan Senat Lindsey Graham menyatakan bakal menggulirkan panggilan menghadiri sidang jika tindakan itu memang diperlukan.

Dia merespon pernyataan mantan acting Direktur Badan Penyelidik Federal (FBI) Andrew McCabe dalam wawancara dengan 60 Minutes.

Baca juga: Beredar Isu Trump Bakal Dilengserkan dengan Amendemen 25

Amendemen yang disahkan pada 6 Juli 1965 salah satu artikelnya berisi presiden bisa dicopot jika dianggap tak bisa menjalankan kewajiban serta tanggung jawabnya.

Di masa pemerintahan Trump, amendemen itu membutuhkan persetujuan wakil presiden, delapan dari 15 anggota kabinet, serta dua per tiga mayoritas Kongres.

Diwartakan CBS via BBC Minggu 917/2/2019), Graham menjelaskan pengaktifan amendemen itu bakal dianggap sebagai "kudeta administratif".

"Sungguh mengejutkan mantan penegak hukum bakal muncul di televisi dan berkata dia ingat percakapan untuk memakzulkan presiden di bawah Amendemen 25," terang dia.

Senator dari Carolina Utara itu berjanji bakal menyelidiki hingga ke akar-akarnya dari Kementerian Kehakiman hingga FBI.

"Saya pikir seluruh masyarakat di negeri ini berhak tahu. Saya bakal menggelar investigasi, dan bertekad mengungkapkan siapa yang berkata jujur," lanjutnya.

Dalam wawancaranya, McCabe isu pemakzulan itu muncul pada Mei 2017, dan pertama kali digulirkan oleh Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein.

Isu itu berhembus setelah Trump memecat Direktur FBI James Comey. "Rod membahas dengan saya tentang berapa banyak anggota kabinet yang bakal mendukung langkah ini," paparnya.

McCabe yang dipecat sebelum pensiun pada Maret 2018 itu memaparkan Rosenstein mulai menghitung para menteri yang kira-kira bakal menyatakan dukungan.

"Wakil jaksa agung jelas sangat prihatin tentang presiden, kemampuannya, serta niatnya pada saat itu," ulas McCabe.

Baca juga: Trump: Jika Saya Dimakzulkan, Rakyat Bakal Memberontak

Bahkan, saat itu dirumorkan Rosenstein bersedia untuk menaruh perekam, dan secara rahasia mencari bukti omongan Trump yang bisa dipakai sebagai bukti.

Ketika isu itu dipublikasikan oleh New York Times, Rosenstein langsung membantah dan menyebutnya tidak akurat serta tidak benar.

Sumber kepada BBC mengisahkan Rosenstein berkomentar secara sarkastik dan tak pernah mendiskusikan rencana merekam Trump secara sembunyi-sembunyi.

Namun McCabe kemudian bersikeras Rosenstein tidak membicarakan isu itu dalam nada bercanda. Dia sangat serius mempertimbangkannya.

Mantan Presiden Ronadl Reagan dan George W Bush pernah mengaktifkan Amendemen 25 untuk memberi kekuasaan secara sementara ketika berada dalam masa perawatan.

Baca juga: Trump Diisukan Akan Dimakzulkan, Bagaimana Prosesnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com