Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Terima Kembali Anak-anak Anggota ISIS

Kompas.com - 18/02/2019, 13:26 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Arab News

Negosisi diplomatik biasanya dipimpin politisi Chechnya kelahiran Aleppo, Ziyad Sabsabi.

Mengenai upaya Kadyrov ini, Presiden Putin menyebutnya sebagai sebuah hal yang amat terhormat dan sesuatu yang harus dilakukan.

Saat Rusia mulai mengintervensi Suriah pada 2015, dia mengatakan, para ekstremis harus dibunuh sebelum mereka tiba di Rusia.

Meski di beberapa wilayah Rusia mencoba melakukan rehabilitassi untuk para mantan ekstremis, tetapi langkah serupa gagal di level nasional.

Para pemuda yang pulang dari Suriah dan Irak lalu menyerahkan diri kepada pemerintah harus menghadapi hukuman berat.

Bulan ini, Mahkamah Agung Rusia mengukuhkan hukuman penjara 16 tahun untuk seorang pelajar 19 tahun yang pergi ke Suriah dan bekerja sebagai juru masak dan sopir ISIS selama enam bulan.

Memulangkan para istri anggota ISIS juga amat rumit akibat tak adanya perjanjian ekstradisi antara Rusia dan Irak.

Alhasil, banyak perempuan Rusia yang ditahan di Irak akhirnya dijatuhi hukuman penjara. Beberapa orang menjalani hukuman seumur hidup.

Keengganan untuk memulangkan warga sipil Rusia yang pernah hidup di wilayah ISIS juga disampaikan dinas keamanan negeri itu.

Direktur FSB Ae=lexxander Bortnikov pada November lalu mencatat para perempuan dan anak-anak yang keluar dari zona konflik digunakan sebagai pelaku bom bunuh diri atau perekrut anggota baru.

Selain itu, afiliasi apapun dengan ISIS dianggap sebagai kejahatan karena undang-undang Rusia menganggap ISIS sebagai organisasi teroris.

Tahun lalu, dua perempuan yang kembali dari Suriah ke Dagestan dijatuhi hukuman delapan tahun penjara.

Baca juga: Shamima Melahirkan Bayi Laki-kali di Kamp Pengungsian di Suriah

Di sisi lain, anak-anak yang dipulangkan juga menghadapi  masalah dalam menjalani hidup baru di Rusia, sebuah negeri yang nyaris  tak mereka kenal.

Apalagi, mereka lahir di Suriah dan sempat beberapa tahun hidup di bawah aturan kekalifahan ISIS.

Pemerintah Rusia berharap  membawa mereka pulang ke keluarganya bisa mengurangi risiko radikalisasi saat mereka beranjak dewasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com