Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Belarus Sebut Negerinya Siap Bersatu dengan Rusia

Kompas.com - 18/02/2019, 11:42 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Newsweek

MINKS, KOMPAS.com - Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan, negerinya siap untuk bergabung dengan sekutu lamanya, Rusia.

Pernyataan ini menimbulkan prospek Moskwa akan menjadikan negeri yang berbatasan dengan dua negara NATO, Polandia dan Lithuania itu, sebagai wilayahnya.

Pernyataan ini disampaikan Presiden Lukashenko, yang berkuasa sejak 1994, pada akhir pekan lalu. Demikian dikabarkan harian The Moscow Times.

Baca juga: Indonesia dan Belarus Kerjasama Persiapkan Generasi Milenial

Lukhashenko menyampaikan hal itu di hari ketiga sekaligus terakhir pembicaraan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebelumnya, banyak rumor beredar bahwa Belarus siap menyatu denngan Rusia di masa pemerintahan Putin.

Hal ini memperdalam kesepakatan "persatuan negara" yang sudah diteken di antara kedua negara sejak 1990-an.

"Kedua negara kami bisa saja bersatu besok, tak ada masalah," kata Lukhasenko..

"Namun apakah rakyat Belarus dan Rusia sudah siap? Kami sudah siap untuk bersatu dan mengkonsolidasikan upaya kami. Negara dan rakyat sudah siap," tambah Lukashenko.

Putin kemudian menanggapi dengan mempertanyakan konsep sebuah negara independen.

"Tak ada negara yang benar-benar independen di dunia. Dunia modern adalah dunia dengan saling ketergantungan," ujar Putin.

Untuk membuktikan teorinya, Putin mengambil contoh Uni Eropa.

"Parlemen Eropa meghasilkan keputusan yang jauh lebih mengikat untuk negara anggotnya dibaanding majelis tinggi Uni Soviet. Apakah ini demokrasi?" lanjut Putin.

Putin menambahkan, keberadaan militer AS di Eropa juga mengecilkan kedaulatan negara-negara itu.

"Apakah Anda pikkr seseorang dari negara Eropa menginginkan misil jarak menengah AS ada di negara mereka?" tanyanya.

"Tak ada yang menginginkan itu. Namun mereka hanya diam. Di mana kedaulatan?" tambah Putin.

Meski demikian, lanjut Putin, merek agaknya meyakini dan menyukai organisasi ini di mana mereka menginvestasikan sebagian kedaulatannya.

Masa jabatan Putin kan berakhir pada 2024 dan menurut konstitusi Rusia dia sudah tak diperbolehkan mencalonkan diri kembali.

Namun, sejumlah kalangan meyakini, Putin bisa mengubah hal itu dengan menciptakan sebuah negara baru melalui persatuan dengan Belarus.

Baca juga: Belarus, Negara yang Penduduknya Rakus Informasi

Ironisnya, pada Desember lalu, Lukashenko membantah akan membiarkan negerinya jatuh di bawah kekuasaan Kremlin.

"Kedaulatan adalah hal yang sakral," kata Lukashenko di tengah perselisihan soal pasokan minyak dan gas dengan Moskwa.

"Jika ada yang ingin membuat Belarus menjadi bagian dari Rusia, maka hal itu  tak akan pernah terjadi," Lukashenko menegaskan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com