CARACAS, KOMPAS.com - Ribuan relawan di Venezuela akan memulai pemindahan bantuan dari Amerika Serikat pada Minggu (17/2/2019) waktu setempat.
Mereka nekat melakukan hal itu, meski Presiden Venezuela Nicolas Maduro menutup semua akses perbatasan dan menolak bantuan "Negeri Paman Sam".
Bantuan AS sejauh ini masih menumpuk di kota Cucuta, perbatasan Kolombia.
"Venezuela sedang bersiap untuk menerima bantuan kemanusiaan," kata pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido kepada ribuan pendukungnya, seperti diwartakan kantor berita AFP.
Baca juga: AS Beri Sanksi Lima Pejabat Venezuela yang Dekat dengan Maduro
Guaido mengklaim sekitar 600.000 orang telah mendaftarkan diri membantu membawa bantuan dari asing melalui titik-titik perbatasan.
Salah satu yang menjadi relawan adalah Coromoto Crespo. Pria berusia 58 tahun itu mengajukan diri karena kebutuhan mendesak untuk kehidupan sehari-hari.
"Untuk menemukan obat-obatan saja memerlukan keajaiban," katanya.
"Saya perlu obat untuk tekanan darah tinggi, dan apa yang saya temukan, tak mampu saya beli," ucapnya.
Dia mengatakan, salah satu kerabatnya bahkan meninggal dunia karena kekurangan antibiotik.
Guaido menargetkan pada 23 Februari bagi masuknya seluruh bantuan. Hingga kini, tiga pesawat kargo militer AS mengirimkan puluhan ton bantuan makanan ke Cucuta.
A US military plane with humanitarian aid for Venezuela has landed in Colombia amid political crisis. (A previous tweet incorrectly stated the plane landed in Venezuela. It has been removed).
CNN's Nick Valencia reports from the Colombia-Venezuela border https://t.co/gcmOcnDAvX pic.twitter.com/Cvjz4fPnHd
— CNN (@CNN) 16 Februari 2019
Pesawat AS lainnya akan tiba di Pulau Curacao, Karibia, dari Miami pada Selasa mendatang. Pusat pengumpulan bantuan Brasil juga akan dibuka pada Senin (18/2/2019) di perbatasan.
Di sisi lain, Maduro menginstruksikan pasukannya untuk menyiapkan rencana penempatan khusus di perbatasan sepanjang 2.200 km dengan Kolobia.
Dia menyatakan, sekitar 6 juta keluarga telah mendapat manfaat dari makanan bersubsidi. Dia mengklaim sudah membeli 933 ton obat-obatan dan kebutuhan medis dari China, Kuba, dan Rusia.
Baca juga: Kuba Tuduh AS Kirim Pasukan Khusus untuk Persiapan Serang Venezuela
"Kami membayarnya dengan uang kami sendiri karena kami bukan pengemis," tuturnya.
Venezuela yang dulu kaya kini dicengkeram oleh perebutan kekuasaan antaraMaduro dan Guaido.
Guaido yang juga Kepala Majelis Nasional mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara bulan lalu dan menuai dukungan lebih dari 50 negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.