Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah, Satelit Cuaca Pertama Meluncur ke Luar Angkasa

Kompas.com - 17/02/2019, 19:01 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Misi antariksa yang dilakukan sejumlah negara selalu menarik untuk diikuti. Uni Soviet dan Amerika Serikat menjadi negara pelopor eksplorasi angkasa tersebut. Dua negara itu memicu terjadinya "Space Race" atau balapan misi antariksa.

Berbagai misi dilakukan dengan menghadirkan teknologi terbaiknya ke angkasa. Uni Soviet tercatat telah meluncurkan satelit pertama dunia Sputnik 1 ke angkasa pada 4 Oktober 1957.

Langkah selanjutnya diterapkan AS dengan meluncurkan satelit generasi terbarunya, yakni satelit berbasis penelitian cuaca.

Hari ini 60 tahun yang lalu, tepatnya pada 17 Februari 1959, satelit cuaca pertama dunia milik NASA dan Angkatan Laut AS meluncur ke angkasa. Satelit ini bernama "Vanguard II" yang diluncurkan di Cape Cannaveral, Florida.

Dilansir dari nasa.gov, Vanguard II meluncur pada pukul 10.55 waktu setempat dengan menggunakan tiga kali tahap peluncuran. Ketika mencapai titik tertentu, beberapa bagian akan terbakar dan mendorong inti satelit.

Tahap ketiga, satelit berpisah dengan elemen pendorong dan langsung menuju ke orbit bumi. Vanguard II berada pada ketinggian 555 kilometer.

Setelah berada di orbit yang ditentukan, satelit ini akan melakukan beberapa pengamatan terkait cuaca yang mampu mendeteksi data tutupan awan di bumi.

Data telemetri yang ada dalam satelit akan mengamati awan selama 26 hari sampai 15 Maret 1959.

Setelah baterainya habis, satelit masih dilacak secara optik dari Bumi untuk studi gaya tarik atmosfer dan medan gravitasi. Satelit Vanguard 2 memiliki umur orbit total diperkirakan 200 hingga 300 tahun.

Baca juga: Satelit Ohsumi Meluncur, Jepang Jadi Negara Keempat dengan Misi Antariksa

Satelit cuaca pertama

Vanguard 2 adalah satelit mengorbit Bumi yang dirancang untuk mengukur distribusi tutupan awan pada siang hari. Pelacakan radio akan mengumpulkan data dan menetapkan posisi.

Selain itu karena bentuknya yang simetris, Vanguard 2 dipilih oleh para peneliti untuk digunakan dalam menentukan kepadatan atmosfer bagian atas, sebagai fungsi dari ketinggian, garis lintang, musim, dan aktivitas matahari.

Diluncurkan 60 tahun yang lalu, itu adalah peluncuran Vanguard kedua yang berhasil untuk mengorbit pada tempat yang telah diterapkan oleh NASA dan Angkatan Laut AS.

Seorang peneliti bernama James Van Allen mendesain satelit ini berbentuk silinder dengan beberapa fasilitas pendukung. Akhirnya, uji coba dilakukan oleh Naval Research Lab.

Setelah dianggap matang, satelit Vanguard 2 berbentuk bola yang memiliki diameter 50,8 sentimeter dan diameternya 10,75 kilogram.

Bola ini berlapis emas di dalamnya dan diluarnya dilapisi alumunium dengan silikon monoksida yang sangat halus, serta dengan ketebalan yang cukup untuk memberikan kontrol termal.

Di bawah bagian bola terdapat perangkat pemisah berbentuk tabung yang dirancang untuk mendorong satelit menjauh dan mencapai orbit yang dicapai.

Sementara di atasnya, terdapat pengukur tekanan dan juga dua teleskop optik yang dipasang sisi berlawanan di 45 derajat bola tersebut.

Setelah misi ilmiah berakhir, Vanguard 2 menjadi objek terlantar puluhan tahun di angkasa. Hingga Mei 2016, objek itu masih berada di orbit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com