Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika-liku Seputar Kekayaan Ratu Elizabeth II dan Keluarga Kerajaan

Kompas.com - 17/02/2019, 13:35 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Pernikahan Anggota Keluarga Kerajaan Inggris kerap ditaburi dengan kemegahan dan kemewahan.

Misalnya pada pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle pada Mei 2018. Bak cerita negeri dongeng, pernikahan itu tak lepas dengan kastil, kuda, dan perhiasan.

Pasangan yang sedang menantikan kelahiran anak pertama, kini dikabarkan akan segera pindah ke rumah baru di perkebunan Windors, sebuah kediaman abad ke-19 dengan 10 kamar yang dikenal sebagai Frogmore Cottage.

Baca juga: Mengapa Ratu Elizabeth dan Anggota Kerajaan Tak Pakai Nama Belakang?

Rumah yang akan mereka tinggali itu merupakan pemberian nenek Pangeran Harry, Ratu Elizabeth II.

Ya, Ratu Elizabeth II kerap menjadi bahan diskusi panjang bagi mereka yang ingin mengetahui pasti jumlah kekayaannya.

Muncul keyakinan tentang harta seni yang nilainya hampir tak terjangkau, membuat perhitungan berapa banyak harta dan kekayaannya menjadi sulit dipastikan.

Namun, laporan Sunday Times pada 2018 menyebutkan, kekayaan sang ratu diperkirakan sebesar 500 juta dollar AS atau sekitar Rp 7 triliun.

Penguasa monarki itu berada di urutan ke-344 dalam daftar orang terkaya di Inggris. Dia bahkan di peringkat ke-10 sebagai pemilik tanah terluas di negara itu.

Diwartakan Town and Coutry, ratu dan Pangeran Charles memiliki tanah dari leluhur mereka yang menjadi sebagai sumber kekayaan.

Pangeran Harry dan dan istrinya Meghan Markle mencicipi bahan makanan asli Australia di restoran perusahaan sosial di Melbourne pada Kamis (18/10/2018). (AFP/Andy Brownbill) Pangeran Harry dan dan istrinya Meghan Markle mencicipi bahan makanan asli Australia di restoran perusahaan sosial di Melbourne pada Kamis (18/10/2018). (AFP/Andy Brownbill)
Properti Duchy of Lancaster milik Ratu Elizabeth misalnya, menghasilkan lebih dari 25 juta dollar AS (Rp 353 miliar) atau lebih, yang dia gunakan untuk membayar kebutuhan pribadinya.

Selain itu, ratu juga membiayai beberapa anggota keluarga, termasuk anak-anaknya Andrew, Anne, dan Edward, serta seperti William dan Harry.

Tunjangan bagi bangsawan

Sebagai urutan keenam takhta kerajaan Inggris, Harry hanyalah segelintir bangsawan lainnya yang "bekerja" dengan mendapat tunjangan untuk setiap melakukan tugas resmi.

Baca juga: Alasan Tragis Ratu Elizabeth II Tak Rayakan Peringatan Naik Takhtanya

Harry memperoleh sekitar 3 juta dollar AS atau sekitar Rp 42,4 miliar untuk setiap kegiatan amal dan kunjungan di unit-unit tentara, serta sebagai utusan yang baik.

Sistem pemberian tunjangan saat ini relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir, tetapi agak sedikit kencang ketika Pangeran Charles menjadi raja.

Dia telah mengisyaratkan keinginan untuk memiliki hanya sedikit bangsawan yang bekerja.

Mereka yang terancam tidak lagi bekerja termasuk sepupu Harry dan William, yaitu Putri Beatrice dan Eugenie.

Ada pula bangsawan yang pada akhirnya tidak bekerja, seperti sepupu ratu Pangeran Edward (urutan takhta ke-36) dan Pangeran Michael (urutan takhta ke-47), yang memiliki hubungan keluarga yang buruk.

Setelah ayah mereka, Pangeran George, wafat pada Perang Dunia II, ibu mereka tidak menerima dana publik. Kedua bersaudara itu mencari uang dengan bekerja di tentara.

Baca juga: Potensi Ricuh Brexit, Ratu Elizabeth II Bakal Dievakuasi dari London

Hal-hal semacam itu yang hanya bisa dibantu dengan dukungan secara pribadi dari Ratu Elizabeth.

Kini muncul perhatian publik dan pemerintah terhadap keuangan pribdi anggota kerjaaan, seperti yang terlihan dari Meghan dan harry.

Meghan yang merupakan warga negara Amerika dapat dikenakan pajak atas semua penghasilannya di luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com