Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Terancam Krisis Ketersediaan Air Layak Konsumsi

Kompas.com - 15/02/2019, 22:30 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Bali terancam krisis ketersediaan air layak konsumsi. Hal itu disebabkan tingginya intrus air laut ke daratan. Penelitian mengenai laju intrusi dan kualitas air dilakukan Politeknik Negeri Bali bekerjasama dengan Yayasan IDEP Selaras Alam pada Februari hingga September 2018.

"Berdasarkan penelitian mengenai indikasi intrusi beberapa wilayah kandungan klornya sudah melewati ambang batas baku mutu," kata Ketua Tim Peneliti Politeknik Negeri Bali Suryanegara Dwipa dalam pemaparannya di Denpasar, Jumat (15/2/2019).

Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel air yang tersebar di 49 lokasi di Denpasar. Dari 49 titik penelitian, diambil 270 sampel untuk diteliti. Hasil penelitian menunjukan kualitas air yang diambil pada titik-titik sampling tidak ada yang memenuhi standar baku mutu sesuai dengan SK Mentri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002.

Baca juga: PDAM Salurkan 3.000 Liter Air Bersih Untuk Warga Terdampak Banjir Bandang di Bandung.

Dalam SK ini disebutkan standar baku mutu yakni dengan kandungan klorida maksimal 250.

Suryanegara mengatakan, wilayah yang mengalami intrusi akibat eksploitasi air meliputi Kabupaten Badung, Singaraja, Buleleng dan Karangasem, Tabanan dan Jembrana. Dalam penelitian sebelumnya Kota Denpasar juga menunjukan kondisi serupa.

Jarak intrusi saat penelitian terjauh adalah 400 meter dari bibir pantai. Namun, jarak ini bisa lebih jauh karena jarak tersebut adalah jarak terjauh saat peneliti mengambil sampel.

"400 meter itu bukan jarak terjauh tapi titik terjauh pengambilan sampel dihitung dari bibir pantai," ucap Suryanegara.

Penelitian ini menurut Suryanegara belum bisa sampai pada kesimpulan apakah Bali mengalami krisis air atau tidak. Namun lebih menekankan pada mengukur air dari sisi kelayakan untuk dikonsumsi.

Baca juga: Resmikan Sarana Air Bersih di Tempat Kumuh, Edy Rahmayadi Dipuji Warga

Suryanegara menjelaaskan, kondisi ini perlu diatasi dengan langkah konservasi sumber daya air. Langkah konservasi ini untuk mendorong meningkatnya ketersediaan air tanah dan menekan laju intrusi air laut.

Adapun langkah konservasi yang dapat dilakukan antara lain memasukan air permukaan ke dalam tanah dengan pembuatan sumur imbuhan, penatan pengelolaan air tanah, menghentikan izin eksplorasi air tanah pada daerah yang mengalami intrusi, hingga menghentikan operasi sumur-sumur PDAM di wilayah-wilayah terdampak intrusi.

"Perusahaan yang melakukan eksplorasi air diharuskan membuat beberapa sumur imbuhan dengan kapasitas imbuhan berbanding lurus dengan jumlah air yang diambil," ujar Suryanegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com